Seperti Apa Arus Bawah Laut yang Disebut-sebut Penyebab Tenggelamnya KRI Nanggala-402?

Seperti Apa Arus Bawah Laut yang Disebut-sebut Penyebab Tenggelamnya KRI Nanggala-402?
Citra satelit NASA berhasil merekam gelombang arus bawah laut di perairan Selat Lombok pada tahun 2016. Wilayah ini dikenal memiliki arus bawah laut yang kuat.  (NASA: Jeff Schmaltz, MODIS Land Rapid Response Team, NASA GSFC)

Pengamat lainnya menyebut faktor kerapuhan logam dari retakan atau korosi dan usia kapal selam.

Kapal ini terakhir kali menjalani perawatan pada tahun 2012, hampir satu dekade lalu.

Kapal seharusnya direparasi lagi tahun 2020 tapi tertunda karena pandemi.

Purnawirawan AL Australia Laksamana Muda James Goldrick menjelaskan "kegagalan material" adalah penjelasan yang paling mungkin atas tenggelamnya kapal selam itu.

"Penyebabnya bisa termasuk kerusakan material atau mekanis yang menyebabkan kebocoran dahsyat dari satu atau lebih kompartemen," tulisnya di The Conversation minggu ini.

"Mungkin ada kebakaran, sesuatu yang sangat ditakuti oleh kapal selam di lingkungan tertutup mereka. Atau mungkin ada faktor kesalahan manusia," katanya.

Namun, jika bangkai kapal itu tidak diangkat dari dasar laut, para penyelidik mungkin tidak akan pernah bisa menentukan penyebab pasti dari tragedi tersebut.

Mampukah Indonesia mengangkat bangkai KRI Nanggala?

KRI Nanggala-402 kehilangan kontak dengan sekitar pukul 04:00 pagi tanggal 21 April, tak lama setelah mendapat izin menyelam untuk latihan menembakkan torpedo.

Tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala-402 dengan 53 orang awak kemungkinan disebabkan oleh faktor arus bawah laut di perairan Laut Bali

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News