Seperti Ini Hasil Kajian DRD DKI Jakarta Periode 2018-2022

Seperti Ini Hasil Kajian DRD DKI Jakarta Periode 2018-2022
Dewan Riset Daerah (DRD) menggelar Fokus Group Discussion (FGD) 'Masa Depan Jakarta, Pasca2024' di Sekretariat DRD Jakarta. Foto dok DRD Jakarta

Selain itu, Jakarta bisa lebih maju dari pada Singapura asal dipersiapkan dari sekarang.

"Singapura punya infrastruktur yang baik tapi pangsa pasarnya sedikit. Jakarta selain memiliki infrastruktur,  sudah dikenal masyarakat dunia, penduduknya saat ini mencapai 10, 5 juta jiwa di waktu malam. Dan di waktu siang mencapai 13 juta jiwa. Itu pasar yang luar biasa yang akan mendukung Jakarta menjadi salah satu pusat ekonomi dan bisnis serta riset  dunia” papar Eman.

Namun, meski saat ini infrastruktur yang menunjang pertumbuhan ekonomi dan bisnis sudah tersedia, aparat pemerintah pusat dan pemerintah provinsi DKI Jakarta tetap harus terus menyediakan berbagai infrastruktur yang dirasa masih kurang sekaligus meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang mengarah dan mendukung Jakarta menjadi pusat bisnis, ekonomi dan riset di tingkat internasional.

Salah satunya adalah penyediaan lembaga-lembaga pendidikan tinggi dan vokasi dan melanjutkan pembangunan dan pengadaan angkutan massa tidak sebidang seperti MRT dan LRT yang dapat menghubungan selain wilayah Jakarta itu sendiri juga kantung kantung pemukiman di wilayah sekitarnya.

“Jakarta bisa menjadi pusat riset internasional, selain karena Jakarta sudah memiliki berbagai Lembaga penelitian seperti BPPT, dan LIPI Jakarta juga  memiliki Lembaga penelitian Biomolucular/ Mikrobiologi Eijkman serta  perguruan tinggi berkualitas bukan hanya di tingkat nasional juga internasional. Selain UI masih ada Lembaga Pendidikan tinggi swasta antara lain  Universitas Bina Nusantara atau Binus yang jug amasuk perguruan tinggi terbaik dunia,” papar dosen mata kuliah Komunikasi Publik Politekik Keuangan Negara (PKN) STAN.

Dari segi kependudukan dan ketenagakerjaan, menurut hasil kajian yang dilakukan DRD DKI Jakarta, saat ini pengangguran di DKI Jakarta didominasi lulusan sekolah menengah khususnya sekolah menengah kejuruan.

Dalam waktu empat tahun ke depan, sebelum status ibu kota negara pindah ke Kalimantan, sekaligus dalam rangka memproyeksikan Jakarta sebagai kota Jasa, sebaiknya pemerintah pusat maupun pemerintah propinsi meningkatkan kuliatas lulusan SMK sekaligus lebih banyak mengarahkan  di bidang jasa, seperti jasa pariwisata, tata boga, perhotelan, juga keuangan atau otomotif.

Sehingga lulusan mendukung pada keberadaan Jakarta sebagai kota jasa sekaligus bisa lebih banyak terserap di dunia kerja berkala internasional.

Kajian DRD DKI Jakarta ini akan terus diperbaiki dan hasilnya akan segera dikirimkan kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan, pimpinan DPRD DKI, Pemerintah Pusat maupun kepada DPR RI.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News