Sepertiga Ibu Tunggal di Australia Hidup dalam Kemiskinan

Sepertiga Ibu Tunggal di Australia Hidup dalam Kemiskinan
Suzanne Fahie, seorang single mother di Australia, bersyukur dengan tambahan tunjangan terkait COVID-19 saat ini, namun menyadari hal ini tidak akan diberikan selamanya. (ABC News: Patrick Stone)

"Rasanya luar biasa, tapi saya tahu ini tidak lama. Jadi saya berusaha agar jangan terlalu bergantung pada tunjangan tambahan ini," ujarnya.

Suzanne merupakan 'single mother' atau ibu tunggal dari dua orang anak. Sehari-hari dia bekerja paruh waktu sebagai resepsionis dengan penghasilan sekitar AU$700 per minggu, sudah termasuk tunjangan reguler dan potongan pajak.

Dengan penghasilan sebesar itu, keluarga ini harus menyisihkan untuk sewa rumah. Sisanya tinggal sekitar AU$350 per minggu untuk biaya hidup.

Dengan sisa uang AU$350 per minggu, membuat keluarga ini berada di bawah batas garis kemiskinan di Australia. Mereka kekurangan AU$245 lagi untuk mencapai batas garis kemiskinan itu.

"Kami selalu khawatir setiap hari, jika anak-anak saya kehilangan kesempatan karena segala hal yang tak bisa saya beli," katanya.

Kondisi terburuk

Lebih dari sepertiga 'single mother' di Australia atau 37 persen kini hidup dalam kemiskinan, menurut laporan baru dari Dewan Layanan Sosial Australia (ACOSS).

Laporan yang menganalisis data biro statistik (ABS) dari tahun 2017-2018 ini menyebutkan rumah tangga di mana perempuan sebagai pencari nafkah utama, berisiko lebih besar hidup dalam kemiskinan.

Kesenjangan itu bahkan lebih besar lagi bagi keluarga 'single mother' yang memiliki anak-anak.

Musim dingin di Australia kali ini dirasakan berbeda oleh anak-anak Suzanne Fahie, yaitu Charlie (12 tahun) dan Jasper (10 tahun)

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News