Sepertinya KPU Meragukan Kecerdasan Para Capres

Sepertinya KPU Meragukan Kecerdasan Para Capres
Ketua Komite III DPD RI, Fahira Idris. Foto: Dok. DPD RI

jpnn.com - Setelah penyampaian visi misi calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) Pemilu 2019 yang sedianya digelar 9 Januari 2019 dibatalkan, kini keinginan publik agar ada diskursus pilpres yang menarik, otentik, dan sehat, kembali diuji.

Pada rangkaian debat publik Pilpres 2019, KPU memutuskan membocorkan daftar pertanyaan debat kepada paslon.

Hal ini sangat disayangkan Fahira Idris, anggota DPD dari DKI Jakarta. Fahira sangat menyayangkan kebijakan mekanisme format debat di mana daftar pertanyaan dibocorkan kepada para paslon seminggu sebelum debat.

Kebijakan ini dikhawatirkan tidak hanya menurunkan kualitas konstestasi adu gagasan antarpaslon dan pendukungnya, tetapi juga menggerus partisipasi pemilih karena banyak yang menjadikan debat sebagai referensi utama untuk memilih capres dan cawapres.

“Cerdas cermat anak sekolah saja, para siswa dituntut untuk memahami semua mata pelajaran tanpa terkecuali, karena mereka tidak tahu pertanyaan apa yang akan ditanyakan nanti. Masa debat capres, debat yang pesertanya empat orang putra terbaik bangsa, kalah sama cerdas cermat anak sekolahan,” kata Fahira di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (7/1).

Menurut dia, jika alasan KPU membocorkan daftar pertanyaan agar jawaban paslon lebih mendalam, idealnya yang diberikan adalah term of reference (TOR) sesuai tema debat. Pada TOR tersebut, lanjut Fahira, selain memaparkan secara tegas apa yang mereka harapkan dari kedua paslon dalam debat, KPU juga bisa menyampaikan batasan tema, arahan dalam menjawab yakni jelas, padat, berisi, dan bernas, dan uraian komprehensif tema besar dan tema turunanan debat.

Dengan demikian, kata dia, tim sukses dan kedua paslon mampu memprediksi pertanyaan yang akan keluar, mempersiapkan jawaban, dan mengaitkannya dengan visi misi yang sudah mereka publikasikan ke publik.

“Ini kan (membocorkan daftar pertanyaan debat) seperti meragukan kemampuan dan kecerdasan para capres dan cawapres. Rakyat ingin melihat otentisitas calon pemimpin mereka, calon yang memahami apa pun persoalan Indonesia dan mampu dengan cepat memformulasikan solusinya. KPU seharusnya lebih paham apa yang ingin disaksikan rakyat dalam debat ini,” katanya. (boy/jpnn)


Fahira Idris, anggota DPD dari DKI Jakarta. Fahira sangat menyayangkan kebijakan mekanisme format debat di mana daftar pertanyaan dibocorkan kepada para paslon


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News