Serahkan Pendapatan Royalti Buku ke Wati

Serahkan Pendapatan Royalti Buku ke Wati
Ita Siti Nasyiah (kiri) bersama Sumiarsih.
Ita Siti Nasyiah, penulis buku ”Mami Rose”, butuh waktu delapan tahun untuk mengumpulkan data tentang Sumiarsih. Dia mengakui kedekatannya dengan wanita yang sudah dieksekusi mati itu seperti anggota keluarga.

MAYA APRILIANI, Surabaya

HINGGA memasuki hari kelima setelah eksekusi mati Sumiarsih pada Sabtu (19/7) lalu, Ita Siti Nasyiah mengaku belum sehat. Ia masih stres. Bahkan, melewati jalan di halaman Mapolda Jatim, tempat yang diyakini menjadi tempat Sumiarsih dan Sugeng dieksekusi, dia merasa ketakutan.  

     Penulis buku ”Mami Rose” yang mengupas perjalanan hidup Sumiarsih itu merasa bukan orang luar. Dia seperti sudah menjadi bagian ”keluarga” Sumiarsih dan Sugeng. Seperti disaksikan JPNN di Lapas Medaeng saat jam-jam terakhir keduanya, Ita, panggilan akrabnya, memang terlihat akrab dengan Rose Mey Wati, anak Sumiarsih.

    ”Saya mendapat pesan dari kedua mendiang (Sumiarsih dan Sugeng) untuk mendampingi sampai selesai,” kata Ita yang ikut mengantar keluarga sampai jenazah Sumiarsih dan Sugeng dimakamkan di Malang.

      Menurut Ita, dia tidak hanya dekat Sumiarsih tapi juga dengan Sugeng. Anak Sumiarsih itu sempat minta tolong dirinya tentang data pelaksanaan eksekusi yang dilaksanakan kepada Adi Saputro (suami Wati) pada 1992 dulu. Alasannya, supaya siap saat menghadapi eksekusi.

Ita Siti Nasyiah, penulis buku ”Mami Rose”, butuh waktu delapan tahun untuk mengumpulkan data tentang Sumiarsih. Dia mengakui kedekatannya

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News