Serapan Gabah Menyedihkan, DPR: Bulog Tak Bisa Diandalkan

Serapan Gabah Menyedihkan, DPR: Bulog Tak Bisa Diandalkan
Belum Panen, Harga Gabah dan Jagung Sudah Turun. Foto Radar Surabaya/JPNN.com

jpnn.com - Kinerja Bulog dalam menyerap gabah dari petani terus jadi sorotan. Bagaimana tidak, hingga Maret ini angkanya baru 98.318 ton gabah atau setara 49.159 ton beras.

Padahal Bulog ditarget menyerap 4,4 juta ton gabah atau 2,2 juta ton beras dari petani.

“Kalau ini sih namanya nafsu gede, tenaga kurang. Kalau serapannya baru capai satu persen saja, bagaimana bisa jadi stabilisator harga di pasaran,” kata Anggota Komisi IV DPR RI Andi Akmal Pasluddin, Rabu (8/3).

Menurutnya, ini menunjukkan bahwa kinerja Bulog saat ini tidak bisa diandalkan. Selain kewenangannya tidak kuat, anggaran juga terbatas.

Berdasarkan pantauannya ke sejumlah daerah, Bulog sangat pasif dalam menyerab gabah dan beras. Padahal, gudang-gudang milik BUMN itu kosong melompong.

“Maunya beli sesuai HPP sementara pedagang kita ini berani diatas HPP. Makanya kan petani kita juga tidak mau jual ke Bulog. Jadi perlu dipertanyakan kebijakan pemerintah ini,” katanya.

Dia pun was-was dengan kecilnya serapan gabah ini akan membuat stok beras pemerintah terus menipis. Sehingga akan berdampak pada harga di Ramadhan ini.

“Bagaimana mau operasi pasar kalau barangnya tidak ada. Ini memang jadi dilematis. Jangan-jangan ujungnya minta impor lagi. Alasannya tidak ada beras di gudag supaya cadangan beras kita ada,” sesalnya.

Kinerja Bulog dalam menyerap gabah dari petani terus jadi sorotan. Bagaimana tidak, hingga Maret ini angkanya baru 98.318 ton gabah atau setara 49.159 ton beras

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News