Serbaada di Samarinda

Serbaada di Samarinda
Dahlan Iskan.

Begitu tiba di RS Wahab Syachrani ini saya kelilingi fasilitasnya. Saya kuat-kuatkan kaki saya. Rumah sakit ini tanahnya 33 ha.

Ternyata memang jauh di atas bayangan saya: kamar operasinya 26! Rumah sakit di daerah yang dulu begitu terpencil punya OK begitu banyaknya. Dengan AC sentral.

Sudah mampu pula melakukan operasi jantung: tiap hari. Punya MRI. Punya CT scan yang 126 slice.

Coba tanya di kota Anda: siapa yang punya 126 slice. Masih ada dua lagi yang di bawah itu.

Untuk kanker pun sudah punya petscan. Hanya ada empat rumah sakit di Indonesia yang memiliki petscan. Kota sebesar Surabaya pun belum punya. Bahkan belum ada rencana punya. Baru sebatas ingin punya.

Dengan petscan itu benih kanker sekecil 2 mm pun sudah bisa dideteksi. Sedangkan untuk terapinya jangan kaget: sudah punya radio nuklir. Pasien yang terkena kanker teroid diterapi radio nuklir. Lalu dimasukkan ruang isolasi selama tiga hari.

Ruang ini sangat khusus: terisolasi dari radiasi nuklir. Pembuatan ruangnya harus atas pengawasan Bapeten: badan yang bertanggung jawab untuk keamanan nuklir.

Penggunaannya juga harus seijin Bapeten. RS Wahab Syachrani Samarinda ini punya enam ruang isolasi seperti itu. Enam. Edan.

Dua hari sebelumnya istri saya merebus kelapa hijau muda. Lalu meminum airnya. Istri saya memang sempat berharap dokter Boyke kecele: tidak menemukan batunya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News