Sersannya Hasyim Muzadi

Oleh: M. Mahfud MD

Sersannya Hasyim Muzadi
Ribuan warga mengiringi jenazah alm. KH. Ahmad Hasyim Muzadi seusai dishalati di Komplek Pesantren Al Hikam, Depok, Jawa Barat, Kamis (16/3). FOTO: MIFTAHULHAYAT/JAWA POS

Waktu itu keadaannya memang sudah parah. Tidak bisa berkomunikasi kecuali dengan gerakan tangan yang lemah.

Untuk berbicara satu kalimat saja, almarhum harus menyedot seteguk air.

’’Terima kasih, saya doakan Pak Mahfud selalu baik,’’ katanya dengan suara lirih dan kurang jelas setelah menyedot air putih.

Ketika air lewat di tenggorokan, beliau tampak kesakitan. Saya sangat pilu waktu itu.

Menurut Nyai Hasyim, sampai menjelang akhir hayatnya, K. Hasyim masih sering memaksakan diri untuk mengajar santri-santrinya. Yang diajarkannya adalah kitab Al Hikam.

Saya pribadi mengenang K. Hasyim sebagai kawan yang selalu ceria dan menyenangkan. Pembawaannya tenang dan tampak tidak pernah gelisah.

Saya tidak pernah melihat K. Hasyim marah atau berbicara dengan nada tinggi. Cara bicaranya lembut, tidak menggelegar, dan bahkan lebih banyak melucu.

Almarhum memang mempunyai kesamaan dengan Gus Dur. Yakni, sangat suka berhumor ria.

Rabu, 15 Maret 2017, pukul 08.30, dua hari yang lalu itu, saya di Bandara Fatmawati Soekarno, Bengkulu, menunggu penerbangan ke Jakarta. Teman seperjalanan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News