Serunya Bukber di Kunming

Serunya Bukber di Kunming
Dahlan Iskan.

Sambil mendengarkan ceramah itu satu jamaah keliling membagikan tisu. Satunya lagi membagikan kurma.

Kurma ditaruh di atas tisu. Itulah satu-satunya makanan takjil. Lalu salat maghrib berjamaah.

Rupanya salat Asar tadi sengaja dimundurkan. Agar jarak antara ashar dan maghrib hanya satu jam: untuk tadarus Quran tadi. Dan ceramah agama tadi.

Inilah pemanfaatkan waktu ngabuburit yang amat padat. Dan penuh ibadah. Antara asar dan magrib. Di masjid Cheng-yi Kunming ini. Tiongkok ini.

Praktik salatnya sangat Indonesia: full ahli sunnah wal jamaah. Tarawihnya 20 rakaat. Plus witir tiga rakaat.

”Di seluruh Propinsi Yunnan seperti ini,” ujar anak muda itu. Lulusan teknik mesin itu.

Kunming adalah kota terbesar di propinsi Yunnan.

Itu agak berbeda dengan yang saya alami di Beijing. Atau di Ningxia. Atau di Qinghai. Atau di Heilongjiang. Yang lebih ke mazhab Hambali.

Saya tahu: tidak mudah cari tiket pulang. Dari Amerikanya sih mudah. Tapi setelah tiba di Asia akan sulit cari sambungan ke Indonesia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News