Serunya Pertarungan Antarmonster dalam Godzilla: King of the Monsters

Serunya Pertarungan Antarmonster dalam Godzilla: King of the Monsters
Godzilla: King of the Monsters. Foto: YouTube

jpnn.com - Lima tahun berselang sejak kejadian Godzilla melawan MUTO di San Francisco dalam Godzilla (2014), umat manusia mengakui adanya monster. Sebuah organisasi bernama Monarch melacak ada monster selain Godzilla, sedang berhibernasi di berbagai titik tersembunyi di dunia.

Pemerintah ingin seluruh titan (kaiju atau monster, Red) dimusnahkan. Namun, tidak dengan Dr Emma Russell (Vera Farmiga). Ibu Madison (Millie Bobby Brown) itu menciptakan sebuah alat bernama ORCA yang mampu mencari gelombang tertentu. Alhasil, monster bisa menjadi jinak.

Masalah muncul ketika Kolonel Jonah Alan (Charles Dance) menculik Emma dan Madison demi ORCA. Jonah ingin mengendalikan para titan dan mengambil keuntungan darinya. Namun, rupanya Emma punya misi sendiri dengan alat itu. Emma ingin menyeimbangkan bumi yang overpopulasi. Caranya dengan membangunkan seluruh titan yang tengah tertidur.

BACA JUGA: Sekuel Godzilla Segera Tayang

Satu per satu titan bangun. Termasuk King Ghidorah, monster berkepala tiga yang memiliki sayap. Juga ada Rodan, monster yang mirip burung elang tetapi berukuran jauh lebih besar dan buas. King Ghidorah dipatuhi seluruh titan, kecuali Godzilla dan Mothra, raja dan ratu monster. Karena itu, Godzilla harus menaklukkan King Ghidorah.

Tiap monster digambarkan dengan sangat menyeramkan. Terutama King Ghidorah. Selain terbang, ia bisa meregenerasi diri dengan cepat. King Ghidoran seolah tak terkalahkan. Sedangkan Mothra digambarkan sebagai sosok monster berbentuk kupu-kupu yang indah. Bagi penggemar film monster, film ini akan terasa memuaskan. Godzilla pun digambarkan lebih gagah kali ini.

Empat monster utama itu punya scene bertarung yang seimbang dengan latar yang gelap dan mencekam. Ditambah efek suara yang membikin scene pertarungan mereka semakin menegangkan. ''Para monster, yang mana didesain ulang dari karakter klasik Toho Studio, sangat luar biasa dan mampu merusak dengan hebat. Bintang utama di sini? Sound designer Erik Aadahl dan Ethan van der Ryn,'' komentar Michael Phillips, kolumnis Chicago Tribune.

Namun, desain kaiju yang mengagumkan saja tidak cukup untuk membuat film ini mendapat nilai lebih. Sutradara Michael Dougherty dan timnya terlalu fokus pada monster hingga melupakan sebetulnya para pemain sangat bisa memperkaya cerita.

Lima tahun berselang sejak kejadian Godzilla melawan MUTO di San Francisco dalam Godzilla (2014), umat manusia mengakui adanya monster.

Sumber Jawa Pos

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News