Sesama Diktator, Pemimpin Negara ASEAN Ini Dukung Junta Myanmar

Sesama Diktator, Pemimpin Negara ASEAN Ini Dukung Junta Myanmar
PM Kamboja Hun Sen. Foto: Reuters

jpnn.com, PNOM PENH - Perdana Menteri Kamboja Hun Sen pada Senin mengatakan bahwa para pejabat junta Myanmar harus diundang ke pertemuan-pertemuan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN).

Hun Sen mengatakan bahwa dia berencana mengunjungi Myanmar untuk melakukan pembicaraan dengan penguasa militer negara itu.

Posisi Myanmar sebagai anggota dari 10 negara ASEAN telah menjadi sorotan akibat kudeta yang dilakukan pihak militer negara itu pada 1 Februari.

Pemimpin junta militer Myanmar Min Aung Hlaing tidak diundang ke konferensi tingkat tinggi (KTT) tahunan para pemimpin ASEAN pada Oktober yang diselenggarakan oleh Brunei setelah para anggota ASEAN gagal mencapai sebuah konsensus.

Namun, Hun Sen menyarankan bahwa saat Kamboja menjadi tuan rumah pertemuan ASEAN pada 2022, semua 10 negara anggota blok regional itu akan memiliki perwakilan yang hadir dalam pertemuan.

"Myanmar adalah anggota keluarga ASEAN maka harus memiliki hak untuk menghadiri pertemuan," kata Hun Sen dalam komentarnya saat upacara peresmian sebuah proyek konstruksi yang didanai China.

Sikap Hun Sen tidak mengherankan, mengingat diktaktor 69 tahun itu juga menggunakan cara-cara tidak demokratis untuk melanggengkan kekuasaan.

Pada 2017 dia membubarkan Cambodian National Rescue Party (CNRP), satu-satunya partai oposisi di negara tersebut, dan memenjarakan ketuanya, Kem Sokha.

Berbeda dengan yang lain, pemimpin negara ASEAN satu ini justru memberi dukungan kepada junta Myanmar yang tengah dikucilkan karena menerapkan cara-cara tidak demokratis

Sumber Antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News