Sesar Lembang, Daryono BMKG: Tak Ada yang Tahu Kapan Gempa Kuat Akan Terjadi

Sesar Lembang, Daryono BMKG: Tak Ada yang Tahu Kapan Gempa Kuat Akan Terjadi
Foto udara Gunung Batu yang berada di jalur Sesar Lembang di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Selasa (30/10/2018). Foto: ANTARA/Raisan Al Farisi

Pada 2019, BMKG memasang 16 sensor seismik periode pendek lebih rapat untuk melengkapi 19 seismograf frekuensi lebar yang sudah dipasang di Jawa Barat dan Banten.

Sensor gempa yang sengaja dipasang "mengepung" jalur Sesar Lembang, Cimandiri, dan Baribis itu dipasang untuk keperluan operasional dan kajian sesar aktif.

Keberadaan sensor gempa yang makin rapat diharapkan dapat memantau aktivitas sesar aktif di Jawa Barat secara lebih akurat.

Aktivitas Sesar Lembang tampak dari gempa-gempa kecil yang masih terjadi di sepanjang jalur sesar.

Menurut penelitian Supendi dkk (2018) yang dipublikasikan di jurnal Geoscience Letters, selama periode 2009-2015 empat kejadian gempa teridentifikasi di sepanjang jalur Sesar Lembang dengan menggunakan jaringan sensor gempa regional milik BMKG.

Penelitian yang dilakukan Afnimar dkk (2015) menunjukkan adanya aktivitas gempa di jalur Sesar Lembang.

Hasil penelitian menggunakan data seismik dari empat stasiun seismik temporer BMKG selama periode Mei 2010 hingga Desember 2011 itu mencatat sembilan kali kejadian gempa di Sesar Lembang.

Pada 28 Agustus 2011 terjadi gempa dengan magnitudo 3,3 dengan kedalaman sangat dangkal sehingga mengakibatkan dampak signifikan, menyebabkan kerusakan 384 rumah warga di Kampung Muril, Desa Jambudipa, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat.

Sesar Lembang merupakan sesar aktif yang berada di sekitar 10 km arah utara Kota Bandung, menurut para ahli memiliki magnitudo tertarget 6,8.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News