Setelah Masjid Disegel, Ahmadiyah Janji Berbaur

Setelah Masjid Disegel, Ahmadiyah Janji Berbaur
Setelah Masjid Disegel, Ahmadiyah Janji Berbaur
PANDEGLANG - Setelah penyegelan masjid Baitut Tahrir oleh Satpol PP Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, kehidupan di Kampung Kadu Kandel, Desa Cisereh, Kecamatan Cisata, Kabupaten Pandeglang, tidak terusik. Warga dan jamaaah Ahmadiyah menjalankan aktivitas seperti biasa.

Pantauan Radar Banten (JPNN Grup) di Kampung Kadu Kandel, Selasa (13/9) siang, beberapa warga Ahmadiyah yang mayoritas berprofesi sebagai pedagang mulai berdagang lagi. “Kami harus tetap beraktivitas, jangan sampai mata pencaharian kami sebagai pedagang warung terganggu gara-gara masjid kami (Masjid Baitut Tahrir-red) disegel,” kata salah satu jamaah Ahmadiyah, Ocim Solihin, di kediamannya, Selasa (13/9).

Menurut Ocim, bersama warga Ahmadiyah lain akan berbaur dengan masyarakat seperti hari-hari sebelumnya. “Meski keyakinan kita agak sedikit berbeda, tapi kita harus tetap bermasyarakat karena berada dalam satu lingkungan masyarakat Kampung Kadu Kandel,” tuturnya.

Hal yang sama diakui oleh masyarakat Kampung Kadu Kandel. “Sebenarnya kabar penyerangan  hanya isu belaka dan buktinya kita tetap baik-baik saja sama penganut Ahmadiyah. Lagian kita juga masyarakat yang cinta damai,” kata salah satu tokoh masyarakat Kampung Kadu Kandel yang juga pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) Desa Cisereh, Edi Suhaedi, yang ditemui di Kantor Desa Cisereh.

PANDEGLANG - Setelah penyegelan masjid Baitut Tahrir oleh Satpol PP Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, kehidupan di Kampung Kadu Kandel, Desa

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News