Setengah Suni Setengah Syiah

Oleh Dahlan Iskan

Setengah Suni Setengah Syiah
Dahlan Iskan di Great Bend, Kansas, Amerika Serikat. Foto: Disway

Bapak saya bercerita: acara itu untuk mengenang meninggalnya Sayidina Hussein. Tidak ada yang tahu kalau itu tradisi Syiah. Bahkan kami tidak tahu kalau ada aliran yang disebut Syiah.

Kami ini tahunya hanya NU, Muhammadiyah, Persis, Syathariyah, Nahsabandiyah, Qadiriyah. Setelah dewasa baru tahu ada Syiah, Wahabi, Khawarij dan seterusnya. Dari buku.

Bahkan bentuk kuburan Islam di Indonesia ini tak lain adalah adat Syiah. Di Arab kuburannya tidak seperti itu.

Kembali kepada realitas: saya sudah berada di dalam masjid Syiah. Di San Antonio ini.

Berarti saya akan jadi minoritas. Satu-satunya Suni di tengah jamaah Syiah.

Beberapa menit menjelang berbuka (saya tulis berbuka –bukan ‘buka’– khawatir diterjemahkan ‘open’ oleh Yang Mulia Google) masuklah sosok ini: bertuban, berjubah dan kharismatik. Beda sekali dengan yang lain-lain: pakai jeans atau celana selutut dan hanya pakai kaus.

Saya bersalaman dengan sosok kharismatik itu. Saya perkanalkan diri: Indonesia. Dahlan Iskan.

Akhirnya saya sadar. Bahwa saya telah berada di dalam masjid Syiah. Bayangan saya pun flashback: ingat saat saya ke kota suci Qum di Iran, enam tahun lalu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News