Setiawan Djody Mimpi Pak Harto
jpnn.com - SETIAWAN Djody merupakan budayawan sekaligus pengusaha yang punya hubunagn unik dengan Soeharto.
Meski kerap tampil sebagai pengkritik pemerintahan Orde Baru, terutama lewat karya-karya musiknya bersama grup Kantata Takwa, lelaki kelahiran Solo, 12 Maret 1949, itu tetap menyimpan hormat kepada mantan presiden yang akrab dipanggil Pak Harto tersebut.
"Beberapa hari lalu saya sempat mimpi beliau (Pak Harto, Red) lagi," ungkap Setiawan Djody di Jakarta awal pekan lalu. Gambaran mimpi tersebut kemudian disampaikan kepada salah seorang putri almarhum Pak Harto, Titik Soeharto.
Sebagai pengusaha, pemilik nama lengkap KPH Salahuddin Setiawan Djody Nur Hadiningrat itu memang sempat dikenal dekat dengan keluarga Cendana. Beberapa bisnis juga sempat dilakukan bersama dengan anak-anak Pak Harto.
"Sejatinya, beliau itu orang baik, yang tidak baik itu orang-orang yang hanya bisa memanfaatkan kebaikan beliau," tuturnya.
Djody lalu menceritakan salah satu kesempatan pertemuannya dengan Pak Harto beberapa puluh tahun lalu. Saat itu dia termasuk pengusaha yang dipanggil untuk ditawari ikut menggarap program 1 juta hektare lahan gambut untuk pertanian yang digulirkan pemerintah.
"Waktu itu saya menolak ikut. Bukan karena tidak mampu, tapi karena saya tahu. Iya, sudah tahu, kalau (lahan) gambut yang dialihfungsikan itu bahaya bagi lingkungan," ujarnya. (dyn/c10/ttg)
SETIAWAN Djody merupakan budayawan sekaligus pengusaha yang punya hubunagn unik dengan Soeharto. Meski kerap tampil sebagai pengkritik pemerintahan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Polda Aceh Memastikan Penerimaan Anggota Polri Transparan
- Prudential Indonesia-Syariah Pertahankan Kepemimpinan di Industri Asuransi Jiwa
- Hadiri Halalbihalal Pegawai Pemprov Sumsel, Pj Gubernur Agus Fatoni Sampaikan Hal ini
- Herlambang: Ini Bagian dari Tekanan Terhadap Kebebasan Pers
- Menaker Ida Fauziyah Apresiasi PKB Manajemen & Serikat Pekerja Freeport, Simak Pesannya
- Lewat Carbon Trading, PLN Indonesia Power Dukung Pemerintah Capai Target Kontribusi Nasional