Setya Novanto Segera Lengser dari Golkar

Setya Novanto Segera Lengser dari Golkar
Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto (tengah) bersama Nurdin Halid (kiri) dan Sekjen Golkar Idrus Marham/. Foto JPNN.com

Yorrys menegaskan, Nurdin bisa pimpin rapat pleno Golkar meskipun Novanto sedang terbaring di rumah sakit. Sekalipun tanpa persetujuan Novanto, rapat pleno bisa dilakukan.

"Enggak ada masalah (tanpa persetujuan Novanto, red), di dalam pasal 19 AD/ART Golkar menyatakan bahwa kepemimpinan DPP adalah kelektif kolegial," kata Yorrys.

Dia pun mengungkapkan, upaya pelengseran Novanto memang sudah dilakukan sejak status tersangka sang ketua umum di korupsi e-KTP. Tapi terhambat, karena proses praperadilan dan dinamika internal Golkar. Tapi kali ini, Yorrys yakin pelengseran akan segera dilakukan.

"Sedang berproses (upaya penyelamatan Golkar, red), sambil menunggu waktu karena waktu itu ada perbedaan, baru tersangka, belum ditahan, belum inkrah, biasalah itu dinamika. Kami menunggu, tapi dengan ditangkapnya beliau dan kejadian dua hari ini apalagi yang terakhir (kecelakaan, red), tidak ada alternatif lain harus segera konsolidasi mengambil langkah strategis penyalamatan Partai Golkar," kata Yorrys.

Ketua Dewan Pembina Partai Golkar, Aburizal Bakrie memilih menyerahkannya kepada mekanisme partai. Dia mengatakan, usulan pergantian kepemimpinan menyusul status tersangka yang disandang Novanto harus muncul dari pengurus DPD I. "Yang menyetujui (Munaslub) adalah DPD I. Nanti tentu diserahkan pada mekanisme partai," imbuhnya, kemarin.

Terpisah, Wapres JK terang-terangan menyarankan agar Golkar segera melakukan pergantian kepemimpinan untuk menyelamatkan partai. "Bagaimana teknis dan mekanismenya, ya tergantung Golkar. Tapi harus segera dilakukan agar kepemimpinan di Golkar tidak kosong," kata JK di sela-sela Rakernas Partai NasDem di Jakarta, Kamis (16/11). 

Sedangkan Akbar Tandjung menilai tanpa langkah penyelamatan organisasi, sudah tentu secara politik akan berdampak negatif pada partai. Pergantian kepemimpinan menurut dia bisa menjadi solusi mengingat Golkar harus tetap siap menghadapi Pilkada 2018 dan juga Pemilu 2019. "Adanya kasus yang dialami oleh saudara Setya Novanto, memperlihatkan opini publik terhadap Golkar itu mengalami tren penurunan," ujarnya. (aen)


Yorrys Raweyai meyakini pelengseran Setya Novanto segera dilakukan demi kepentingan Partai Golkar.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News