Sevilla dan Nevada Mengingatkan Sumba

Oleh Dahlan Iskan

Sevilla dan Nevada Mengingatkan Sumba
CSP: Dahlan Iskan berada di antara ribuan cermin cembung concentrated solar power di Qinghai, Tiongkok. Foto: disway

Saat itu mereka lagi ramai sarapan pagi. “Dari lihat CSP. Teknologi baru,” jawab saya.

Tidak ada pertanyaan lanjutan.  Mereka tahu kebiasaan saya: mendalami apa yang mereka tidak mengerti.

Tapi cucu saya yang bertanya. Apa itu CSP? Demi masa depan mereka saya harus jelaskan semua. “Di sekolah kalian pernah ada praktik membakar kertas dengan kaca cermin?” tanya saya balik.

”Pernah…,” sahutnya. Cucu yang lain ikut nimbrung.

Saya beri kesempatan mereka bersautan. Menceritakan bagaimana membakar kertas dengan cermin cembung. Di sekolah masing-masing.

”Cara itu sekarang dipakai untuk membuat pembangkit listrik,” kata saya. ”Disebut CSP. Concentrated solar power,” tambah saya.

Saya tidak perlu menerjemahkannya ke dalam bahasa Indonesia. Semua cucu saya saling bicara dalam bahasa Inggris. Sehari-harinya. Yang dua mulai belajar Mandarin pula.

Lalu saya tunjukkan foto-foto kunjungan saya. Ribuan cermin raksasa. Dipasang melingkar. Di atas tanah tandus. Satu cermin lebarnya 6 x 8 meter. Jumlahnya 20 ribu.

Benda itu material khusus. Yang bisa menerima panas. Tapi tidak hangus. Di dalam benda itu ada air. Airnya mendidih. Menghasilkan uap penggerak turbin.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News