Shilin, Mengenyangkan Mata, Menggoyang Lidah

Shilin, Mengenyangkan Mata, Menggoyang Lidah
PASAR CANTIK: Penulis melempar babi dengan senjata 'angry bird' di Night Market, Shilin. Banyak cewek antre membeli waffle unik. Foto: Dok Pribadi/Don Kardono/Indopos.

Buah-buah yang lain juga diekspose dengan sangat atraktif. Nanas, jambu, semangka, apel, mangga, pepaya, durian, semua dijual eceran dan sudah dikupas bersih. Sudah ditaruh di atas gundukan es batu, tinggal comot saja. Mata, lidah dan perut kita dibuat “tidak nyambung” alias disconnect. Mata berkeinginan tinggi, dan mengiming-iming lidah, untuk menyantap makanan. Mata dan lidah, sama sekali tidak memperhatikan nasib perut, yang terus menerus dipaksa “lapar.” Variasi snack dengan segala rupa, warna, dan aroma betul-betul membuat lupa diet, lupa kolesterol.

Minuman juga neko-neko modelnya. Ada teh susu lavender, teh milk vanilla, ada susu alemond, susu kacang merah, pokoknya susah mengendalikan “protes” lidah kita. Ada jenis makanan yang menjadi favorit orang di sana, bahkan malam itu sampai lebih dari 50 meter antre, dari sore hingga larut malam. Saya coba cari tahu, ternyata ayam goreng kipas. Ayam tepung yang dibuat tipis, lebar, digoreng kering, yang lebih kriuk dari McDonald maupun Kentucky Fried Chicken.

Apa yang menarik? Ternyata teknik memotong ayamnya, yang bisa tipis melebar, panjang krispi. Dibuat potongan tipis itu rupanya agar daya tembus minyak gorengnya meresap sampai di seluruh bagian ayam itu. Sampai-sampai kalau digigit masih panas-panas itu, dari radius 5 meter, masih terdengar bunyi kriuknya. Wow. Pasti gurih dan sensasional.

Ada satu jajanan yang bentuknya lebih unik lagi. Jenisnya sih banyak dijual di Indonesia, semacam roti waffle. Lazimnya, bentuk waffle itu segitiga garis-garis di punggungnya, atau yang lebih unik, bergambar Mickey Mouse di Disneyland Hongkong.

Cuma produk asli Shilin ini, bentuknya dibuat mirip “burungnya lelaki.” Warna dan rasanya bervariasi, boleh pilih, ada yang coklat, hijau (green tea, red), merah jambu (strawberry, red), putih (vanilla). Harga untuk ukuran XXL, sekitar 30 NT, dan proses membuatnya cukup 7 menit.

Karena dimasak langsung, maka banyak pembeli waffle itu yang antre berjajar. Mereka bukan terpikat oleh sensasi rasanya, tetapi tertarik oleh bentuk dan kreativitas kemasannya. Dan, anehnya, rata-rata pembelinya adalah perempuan yang didampingi pasangannya, sambil lirik sana lirik sini. Mirip peribahasa “malu-malu kucing” yang artinya, malu-malu mau.

Soal harga, namanya juga pasar, sangat kompetitif, bisa ditawar-tawar, dan tidak marah kalau nawarnya agak ngawur. Orang Taiwan, banyak yang fasih berbahasa Inggris, dibandingkan dengan suasana pasar di China Daratan. Maklum, mereka adalah negeri demokratis yang sejarahnya banyak dipengaruhi oleh penjajah Spanyol, Belanda, dan Inggris. Anak-anak muda Taiwan juga lebih happy dipanggil Taiwanese, daripada disebut Chinese! Meskipun mereka berasal dari nenek moyang yang sama, memiliki ciri-ciri fisik yang mirip, peninggalan sejarah dan bahasa yang sama. (bersambung)

Amit-amit jabang bayi! Sungguh menyesal, kalau Anda berkesempatan keliling Taipei, tetapi melewatkan objek yang satu ini! Namanya Shilin, yang berlokasi


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News