Si Cantik Gelisah karena Sang Panglima Belum juga Pulang

Si Cantik Gelisah karena Sang Panglima Belum juga Pulang
PENTAS. Seniman dan seniwati memainkan perannya dengan elok pada pementasan teater drama Musang Berjanggung di gedung Societeit de Harmoni, Minggu, 23 Oktober. Foto: NURHADI/ FAJAR

Perasaan gelisahnya pun hilang, tetapi ia tetap ingin mengetahui alasan sang suami terlambat pulang.

Cik Awang bercerita jika ia mendapat titah raja untuk menangkap seekor musang.

Mendengar cerita itu, Siti Syarifah tertawa kemudian bertanya, "Kanda takut amat, (padahal) hanya menangkap seekor musang saja?" 

Dengan nada suara yang sedikit berwibawa, sang panglima menjawab, musang yang dimaksud bukan sembarang musang, tetapi musang yang tidak pernah ada. 

Yaitu, musang berjanggut dan beruban. "Kalau tidak dapat saya akan dihukum kerat (gantung). Makanya saya pusing harus mencarinya di mana," kata Cik Awang yang berjalan mondar-mandir sambil menggaruk kepalanya.

Mendengar cerita suaminya, ia sadar jika perintah itu merupakan cara licik sang raja untuk menyingkirkan suaminya karena ingin menpersuntingnya sebagai isteri. 

Meski begitu, ia meminta Cik Awang meninggalkan rumahnya hingga beberapa waktu agar bisa menangkap musang berjanggut dan beruban.

"Kanda biarkan adinda membantumu untuk mendapatkan musang sesuai titah raja. Beri saya kepercayaan, niscaya aku akan mempertahankan hal itu," serunya. 

SALAH satu karya sastra Melayu yang cukup terkenal, Musang Berjanggut. Ceritanya tentang kearifan lokal yang mampu mengatasi godaan tahta, harta,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News