Si Gadis Cantik Mualaf, Balerina Berhijab Pertama di Dunia

Si Gadis Cantik Mualaf, Balerina Berhijab Pertama di Dunia
Stephanie Kurlow di Hotel Fairmont, Jakarta, Jumat (28/7/17). FOTO : FEDRIK TARIGAN/ JAWA POS

Stephanie pun akhirnya kembali ke balet ketika menginjak usia 12 tahun. Dia terdorong untuk mematahkan stereotipe balerina dan ingin menunjukkan kepada dunia.

”Meskipun saya mengenakan jilbab, itu tidak menghentikan saya untuk mengejar mimpi,” tegasnya.

Kali pertama tampil sebagai balerina di hadapan audiens dengan kostum berhijab, Stephanie mengaku berdebar. Sempat terbetik kekhawatiran jika dia tidak akan diapresiasi.

”Rasanya amat berbeda. Tapi, respons orang-orang di lingkungan saya sangat baik dan suportif,” ungkapnya lega.

Support dari keluarga dan lingkungan sekitar amat besar. Pada 2012 sang ibu yang berdarah Rusia membuka Australian Nasheed & Arts Academy, yang menyediakan kelas performing arts, nasyid, balet, dan martial arts untuk anak-anak. Dengan begitu, Stephanie bisa kembali melanjutkan latihan baletnya.

Memang, langkah yang diambil Stephanie tak selalu mulus. Kritik dan komentar pedas tak jarang ditujukan kepadanya. Sebagian orang tidak yakin Stephanie mampu meraih cita-citanya menjadi balerina.

Sebagian lainnya menentang Stephanie yang melakukan gerakan balet dengan berhijab. ”Yang seperti itu biasanya di online dan media sosial,” katanya.

Menjadi objek pro dan kontra serta tak jarang mendapat komentar pedas dan nyinyir di media sosial pada usia belasan tahun tentu bukan hal mudah. Bagaimana Stephanie menghadapinya di usia semuda itu?

Kisah Stephanie Kurlow sebagai balerina profesional menjadi inspirasi agar kita semua tak pernah menyerah mengejar mimpi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News