Si Mungil Cantik Ini Wakil Indonesia di Level Internasional

Si Mungil Cantik Ini Wakil Indonesia di Level Internasional
Noriko Khang memegang piala dan medali perak setelah meraihnya di Bulgaria International Mathematics Competition 2018. Foto: DINA ANGELINA/KALTIM POST

“Saya juga ikut lomba puzzle game. Tidak ada paksaan, peserta boleh ikut atau tidak. Bisa sekalian cari pengalaman. Sebelumnya pernah ikut, tapi misinya tidak sesulit di BIMC," katanya.

Berada di Bulgaria hampir sepekan, kegiatan peserta tak hanya habis untuk lomba. Peserta dari setiap negara harus menampilkan seni budaya khas tiap-tiap daerah. Noriko cs memilih tarian Yamko Rambe Yamko dari Papua serta menyanyikan lagu daerah untuk disuguhkan kepada ribuan mata pengunjung.

Rasa bahagia semakin lengkap karena gadis cilik ini pulang membawa hasil. Kerja kerasnya tak sia-sia, Noriko membawa medali perak dalam kategori individu dan first runner-up untuk kategori tim.

“Kompetisi ini lebih seru dari lomba sebelumnya, peserta juga belajar mandiri karena orangtua tidak ikut. Rasanya seperti latihan survive,” tuturnya. Berakhirnya BIMC, bukan berarti dia bisa bersantai diri.

Tepatnya 11–18 Juli, Noriko sudah harus berada di Negeri Ginseng. Dia menjadi peserta dari World Mathematics Invitational (WMI) 2018 yang berlangsung di Korea Selatan. Kali ini merupakan tahun ketiganya mengikuti ajang WMI. Tak mudah juga sampai di Korea Selatan. Sebelumnya, Noriko harus melewati tahapan seleksi nasional.

Tahun ini, Noriko akan mengikuti kompetisi dengan level kelas 5 SD. Dia membeberkan, kesulitan soal kurang lebih sama saja. Materi kombinatorika hingga geometri akan jadi santapan utama. Pertanyaan terbagi dalam dua tipe soal yakni pilihan ganda dan isian.

Menurut dia, pertanyaan tipe isian lebih sulit. Sehingga poin isian lebih tinggi. Noriko mengaku belum banyak persiapan yang dia lakukan untuk ajang WMI. Apalagi dia hanya punya waktu dua hari berada di Kota Minyak. “Sebenarnya tidak ada waktu latihan karena kemarin masih fokus untuk persiapan ke Bulgaria kemarin. Sambil berangkat nanti baru latihan lagi,” ungkapnya.

Sementara itu, sang ayah, Rudy Susanta, mengungkapkan, tak pernah memaksa putrinya untuk berlomba. Selama ini semua kompetisi berdasarkan keinginan anak. Dia hanya membantu untuk mengarahkan dan mendukung kebutuhan anak.

Noriko Khang cerita, tidak mudah menaklukkan pesaing di BIMC 2018 (Bulgaria International Mathematics Competition Tahun 2018).

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News