Siang Bugar, Sore Mati

Siang Bugar, Sore Mati
Siang Bugar, Sore Mati

jpnn.com - SUKABUMI - Puluhan ayam milik warga Kampung Nangkabeurit Desa Buniwangi Kecamatan Gegerbitung mati beruntut.

Sebelumnya unggas milik para peternak itu tidak menunjukkan tanda-tanda dihinggapi penyakit berat.
    
 Puluhan ayam tersebut merupakan ternak warga yang biasa dilepas di sekitar rumah. "Sudah satu bulan ini, ayam-ayam milik tetangga saya mati tanpa sebab. Siangnya ayam-ayam itu sehat dan bugar, sore atau malam harinya sudah tidak bernyawa," kata Wawan, warga RT 03 RW 01 Kampung Nangkabeurit, kemarin.
    
Karena tidak memiliki pengetahuan tentang penyakit unggas, Wawan tidak dapat memastikan jenis penyakit yang mengakibatkan ayam-ayam kampung dan ayam bangkok di Kampung Nangkabeurit mati bergelimpangan.

Dia hanya dapat menduga-duga, penyakit yang menyerang puluhan ayam tersebut adalah tetelo (Newcastle Disease) atau plu burung (H5N1).
    
"Tanda-tanda awalnya tidak terlihat, hanya setelah mati, ayam-ayam itu mengeluarkan lendir," jelas dia.
    
Jelas saja Wawan merasa kecewa. Lantaran, sampai kemarin, dia sudah kehilangan dua ekor ayam bangkok ras murni, satu ayam pelung, dan dua ekor bibit ayam bangkok berumur tiga bulan.

Bahkan, satu ekor betina bangkok mati mendadak dua hari setelah menetaskan telur-telurnya. "Delapan ekor anak ayam yang baru saja diteteskan masih bertahan hidup dengan bantuan dua buah lampu 5 watt. Tapi ayam-ayam besar saya mati," bebernya.
    
Selain miliknya, penyakit unggas tersebut juga menyerang ayam milik tetangganya. Bahkan, tak jarang, Wawan menemukan ayam besar dalam keadaan mati tanpa diketahui pemiliknya.

"Yang lebih kecewa, Pak Baban dan Ny Suhana yang hobi memelihara ayam berkualitas tinggi juga kehilangan ternak kesayangannya. Hampir semua warga yang memelihara ayam kehilangan karena mati mendadak," tegasnya.
    
Ia pun tidak tinggal diam, untuk mencegah bertambahnya unggas mati, Wawan pun menggunakan ramuan herbal yang diperolehnya dari internet serta obat-obatan yang dibeli dari toko peternakan.

"Untuk mengantisipasi, saya mengobatinya seadanya saja, dengan menyemprot lingkungan kandang ayam dengan cairan antiseptik yang terbuat dari campuran alkohol generik dengan air tawar. Mudah-mudahan tidak ada lagi ayam yang mati mendadak," imbuhnya.
    
Enok pemilik ayam lainnya mengaku kehilangan belasan ayam kampung yang ia pelihara sejak lama. Baginya, usaha ternak merupakan usaha sampingan selain bertani dan berkebun. "Kalau tidak pelihara ayam saya tidak dapat mencari tambahan uang," tuturnya. (ryl/d)


SUKABUMI - Puluhan ayam milik warga Kampung Nangkabeurit Desa Buniwangi Kecamatan Gegerbitung mati beruntut. Sebelumnya unggas milik para peternak


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News