Siapa pun Jadi Panglima, Soliditas TNI Harus Utama

Siapa pun Jadi Panglima, Soliditas TNI Harus Utama
Presiden Joko Widodo saat melantik Marsekal Hadi Tjahjanto sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) di Istana Negara, Rabu (18/1). Foto: M Fathra Nazrul/JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi I DPR Supiadin Aries Saputra menyatakan siapa pun yang menjadi Panglima TNI ke depan akan menghadapi tantangan. Menurutnya, hal utama yang harus dibenahi oleh Panglima TNI pengganti Jenderal Gatot Nurmantyo nanti adalah konsolidasi.

"Mau siapa pun sama tantangannya ke depan. Pertama dia harus membangun soliditas TNI," kata Supiadin di gedung DPR, Jakarta, Selasa (5/12).

Pensiunan tentara dengan pangkat terakhir mayor jenderal itu menambahkan, Panglima TNI harus terus mengupayakan terwujudnya program Minimum Essential Force (MEF) 2024. Dia menegaskan, dalam MEF itu 70 persen kekuatan TNI harus terwujud.

"Jangan sampai dia mengubah lagi," tegasnya.

Politikus Partai Nasdem itu melanjutkan, Panglima TNI yang baru juga harus membangun alat utama sistem persenjataan (alutsista) secara proporsional. Yang tak kalah penting, ujar dia, adalah mempersiapkan TNI dalam mewujudkan netralitas menghadapi pemilihan umum dan pilkada. "Itu yang paling pokok," tegasnya.

Seperti diketahui, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo akan memasuki masa pensiun pada Maret 2018 mendatang. Untuk itu, Presiden Joko Widodo telah mengusulkan nama Marsekal Hadi Tjahjanto sebagai calon Panglima TNI.(boy/jpnn)


Anggota Komisi I DPR Supiadin Aries Saputra menyatakan siapa pun yang menjadi Panglima TNI ke depan akan menghadapi tantangan tentang konsolidasi internal.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News