Siapkah Australia Menerapkan Sistem Kerja Empat Hari Seminggu?

Siapkah Australia Menerapkan Sistem Kerja Empat Hari Seminggu?
Semakin banyak perusahaan yang kini mendukung konsep empat hari kerja dalam seminggu. (Pexels: Anna Shvets)

Semua kemajuan ini terhenti dengan era reformasi ekonomi mikro (sering disebut neoliberalisme) yang dimulai pada 1980-an.

Tidak ada pengurangan jam kerja standar yang signifikan  sejak saat itu.

Jumlah jam kerja sebenarnya telah surut dan mengalir sesuai dengan keadaan pasar tenaga kerja, tetapi tanpa tren yang jelas.

Pengusaha secara konsisten menyukai jam kerja yang lebih lama untuk tenaga kerja penuh waktu, sementara pekerja dan serikat pekerja telah mendorong keseimbangan kehidupan kerja yang lebih baik.

Hitungan untung-ruginya

Sejumlah pekerja sudah bekerja selama sembilan hari dalam dua minggu.  (Tidak ada angka pasti berapa jumlahnya, tapi data Biro Statistik Australia menunjukkan jumlahnya kurang dari 10 persen dari angkatan kerja.)

Banyak bukti yang menunjukkan bahwa pengurangan jam kerja, jika diterapkan dengan benar, dapat diimbangi dengan peningkatan output per jam.

Uji coba skala besar di Islandia yang mengurangi jam kerja mingguan dari 40 menjadi 36 jam, misalnya, tidak menemukan penurunan produktivitas.

Namun, terlepas dari beberapa klaim optimis, tidak ada bukti juga untuk menunjukkan tidak akan terjadi pengurangan output dalam semua keadaan.

Pandemi COVID-19 telah membuat banyak orang mempertimbangkan kembali hubungan mereka dengan pekerjaan serta prioritas dalam berbelanja

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News