Sindikat Sabu Anggap Jalur Medan-Jakarta Aman

Sindikat Sabu Anggap Jalur Medan-Jakarta Aman
Sindikat Sabu Anggap Jalur Medan-Jakarta Aman
Dengan panjang pantai segitu, BNN memfokuskan perhatian ke daerah-daerah terluar, yang berpotensi besar menjadi pintu masuk. "Kita tak hanya bergerak di perairan Sumut, tapi juga hingga ke Miangas yang berbatasan dengan Filipina, Pulau Rupat, Riau, yang berbatasan dengan Malaysia, hingga ke Pulau Rote. Tapi namanya maling, begitu patroli pergi, mereka masuk," terangnya.

Tim BNN, dengan menggandeng TNI, kata Sumirat, juga rutin menggelar patroli di kawasan perairan di Sumut.  Jika memergoki ada yang mencurigakan, BNN tidak bisa langsung melakukan penangkapan, jika belum memastikan orang itu membawa narkoba.

Sumirat menjelaskan, biasanya mengendusan dan penguntitan dilakukan setelah ada laporan dari Badan Narkotika negara tetangga. Informasi dari negara tetangga biasanya menyebutkan adanya orang yang mencurigakan yang akan masuk ke wilayah Indonesia. "Informasi awal hanya mengatakan "mencurigakan", belum menyebut membawa narkoba. Lantas kita kawal diam-diam, kita kuntit," papar Sumirat.

Untuk memperkuat kecurigaan, BNN membandingkan dengan data yang ada di BNN mengenai orang-orang yang dicurigai sudah masuk jaringan sindikat narkoba internasional.  "Nah, begitu masuk Indonesia kok cuman 20 menit, 30 menit, berarti dia hanya untuk menyerahkan barang kiriman," terang Sumirat. Jika dianggap yakin ada barang bukti, barulah dilakukan penyergapan.

JAKARTA - Jaringan sindikat narkoba internasional memang sudah membaca situasi, hingga memilih Medan sebagai transit sebelum dipasok ke Jakarta. 

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News