Sindir Penanganan Covid-19 China, Pemimpin Taiwan Pakai Kata Kejam

Sindir Penanganan Covid-19 China, Pemimpin Taiwan Pakai Kata Kejam
Seorang pengendara motor, memakai masker pelindung untuk mencegah penyebaran penyakit virus korona (COVID-19), berkendara melewati sebuah kelenteng saat ia mengirimkan bahan makanan di New Taipei, Taiwan, Jumat (22/4/2022). Foto: ANTARA FOTO/REUTERS/Annabelle Chih/WSJ/cfo

jpnn.com, TAIPEI - Penguncian wilayah (lockdown) di China untuk mengendalikan penyebaran COVID-19 "kejam" dan Taiwan tidak akan mengikutinya, kata pemimpin pulau itu Su Tseng-chang, Minggu.

Setelah mengendalikan pandemi dengan kontrol perbatasan dan karantina yang ketat, Taiwan telah menghadapi lonjakan kasus lokal COVID-19 sejak awal tahun ini hingga mencatat sekitar 75.000 kasus infeksi virus corona varian Omicron.

Namun, lebih dari 99 persen dari kasus COVID-19 itu bergejala ringan atau tidak ada gejala. Dengan angka kematian yang kecil dan tingkat vaksinasi yang tinggi sejauh ini, Taiwan mulai melonggarkan pembatasan.

Otoritas setempat secara bertahap membuka kembali pulau berpenduduk 23 juta orang itu bagi dunia luar.

Namun, China sebaliknya telah memberlakukan lockdown ketat di Shanghai dan meningkatkan kendali COVID-19 di ibu kota Beijing.

Dalam kunjungan ke Pusat Pengendalian Penyakit Taiwan, Su mengatakan tindakan pengendalian pandemi Taiwan telah "dipuji oleh dunia".

"Kami tidak akan mengunci negara dan kota-kota dengan cara kejam seperti China," kata Su, seraya menambahkan bahwa metode Taiwan dilakukan "bertahap".

"Kami punya rencana, dan ada ritme untuk itu," ujarnya.

Meski sama-sama menghadapi lonjakan kasus Covid-19, China dan Taiwan menanganinya dengan cara masing-masing. Siapa lebih berhasil?

Sumber Antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News