Singa Atlas
Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Hakimi langsung menuju tribun memeluk dan mencium sang ibu dan menghadiahkan jersinya kepada sang ibu.
Penampilan Hakimi di lapangan sangat konsisten selama Piala Dunia.
Dia menjadi pemain yang paling berpengalaman karena bermain di klub-klub besar Eropa, seperti Inter Milan dan Paris Saint Germain yang dibelanya sekarang.
Bermain sebagai full back, Hakimi berhasil menggalang pertahanan yang kokoh seperti benteng yang tidak tertembus oleh penyerang-penyerang tajam Spanyol.
Hakimi menjadi algojo yang dengan dingin melakukan penalti ala Panenka. Ketenangan dan kepercayaan dirinya yang tinggi mungkin berkat kehadiran ibunya di tribun.
Pemain-pemain Eropa dan Amerika sibuk membawa WAG (wives and girlfriends) ke Piala Dunia dan berbagai perhelatan besar lainnya.
Setiap kali ada perhelatan besar bintang-bintang sepak bola Eropa selalu membawa WAG masing-masing.
Tidak jarang kehadiran WAG yang rata-rata selebritas papan atas itu memusingkan manajer tim karena tuntutannya yang bermacam-macam.
Ritual lain yang menjadi daya tarik publik dunia adalah kebiasaan pemain Maroko membawa ibunya ke stadion.
- Mati Lampu Total di Spanyol & Portugal Akibat Serangan Siber? Begini Kata Uni Eropa
- Listrik Padam di Seantero Spanyol & Portugal, Penyebabnya Masih Misteri
- Demi Merawat Ibu, Megawati Hangestri Tak Memperpanjang Kontrak dengan Red Sparks
- Reaksi Patrick Kluivert Setelah Timnas U-17 Indonesia Tembus Piala Dunia
- Nick Kuipers Takjub dengan Atmosfer GBK, Nostalgia dengan Liga Belanda
- Kans Indonesia ke Piala Dunia, Jay Idzes: Hanya Soal Waktu