Singapura Pandu Proyek MRT

Jalin Kerjasama Pengoperasian hingga Pemeliharaan

Singapura Pandu Proyek MRT
Singapura Pandu Proyek MRT
Namun hal tersebut tidak bisa diterapkan di Singapura dan Jakarta yang beriklim tropis. Kalau kepadatan penumpang dalam satu gerbong disamakan dengan kepadatan gerbong di Jepang, maka hal itu akan menimbulkan ketidaknyamanan pengguna jasa MRT. Karena itu, lanjutnya, Menteri Keuangan Singapura menawarkan bantuan asistensi untuk mengatur kepadatan kapasitas gerbong MRT yang telah memperhitungkan perbedaan iklim, dan memperhatikan faktor kenyamanan dan keamanan penumpang sebagai yang utama.

Tidak hanya kerja sama MRT saja, Singapura juga menawarkan teknikal asistensi untuk pembangunan jalan berbayar atau electronic road pricing (ERP) yang akan diterapkan di Jakarta. Menurut Fauzi, sistem ERP di Singapura merupakan sistem yang paling efisien sehingga banyak negara yang belajar dari Singapura dalam menerapkan ERP.

Termasuk, bagaimana mengatur pertambahan jumlah kendaraan setiap tahunnya. Dijelaskannya, di negara ini, setiap orang yang membeli mobil harus memiliki sertifikat kepemilikan kendaraan yang  dikeluarkan oleh pemerintah. Sertifikat ini dikeluarkan berdasarkan dari jumlah kendaraan tua yang dimusnahkan pemerintah.

Misalnya, jika di tahun 2011 ini telah dihapuskan 100 ribu mobil tua, maka tahun depan akan dijual 100 ribu sertifikat kepemilikan. Atau jika pemerintah Singapura melihat jumlah kendaraan sudah cukup banyak, maka dia bisa mengurangi penjualan sertifikat kepemilikan kurang dari 100 ribu.

TARGET mulainya megaproyek Mass Rapid Transit (MRT) pada 2012, diyakini bakal tercapai.  Terlebih lagi dengan adanya ketertarikan Pemerintah

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News