Singapura sudah tak Menanam Modal di Indonesia dalam 15 Tahun Terakhir

Singapura sudah tak Menanam Modal di Indonesia dalam 15 Tahun Terakhir
Kepala BP Batam, Hatanto Reksodipoetro. Foto: batampos/jpg

Hatanto kemudian menyampaikan permohonan maaf karena tidak bisa bertemu dengan Menlu Singapura. Namun jika bicara soal investasi, jika pihak Singapura merasa perizinan di BP Batam tidak memuaskan, maka bisa memilih tempat lain.

"Investasi kita tidak bergantung dari Singapura. Kami selalu mengundang seluruh dunia," tegasnya.

Investasi itu merupakan keputusan dari perusahaan di mana merupakan kesepakatan dari pemegang saham. Pemegang saham yang menentukan bukan negara.

Berdasarkan data BP Batam, Singapura memang menjadi pemodal terbesar di Batam sejak Otorita Batam berdiri hingga sekarang berganti nama menjadi BP Batam. Nilainya sekitar 26 persen dari nilai investasi hingga saat ini.

Namun Hatanto mengungkapkan berdasarkan informasi yang digalinya dari Singapore Chinese Chamber of Commerce Industry yang merupakan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) nya Singapura, ternyata Singapura sudah tidak pernah menginvestasikan modalnya di Indonesia dalam kurun waktu 15 tahun terakhir.

"Mereka adalah pemodal dari Singapura dan saya diberitahu mereka bahwa Singapura sudah 15 tahun tak menanam modal di Indonesia," paparnya.

Namun dia mengakui banyak perusahaan asing selain dari Singapura yang memiliki kantor utama di negeri Singa tersebut. Kemudian untuk proses produksinya dilakukan di Batam.

"Contohnya Black Magic. Namun saya yakin jika bisa bangun Batam, maka kantor utamanya bisa ditarik ke Batam," jelasnya.

Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakrishnan baru-baru ini memberikan pernyataan mengenai pelayanan BP Batam yang dinilai semakin lambat.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News