Sinyur, 14 Tahun Tekun Memburu Fosil Gajah Purba di Situs Sangiran
Lulusan Setingkat SD, tapi Jadi Jujukan Arkeolog
Jumat, 30 November 2012 – 00:28 WIB
Gajah purba tersebut diperkirakan hidup di kawasan Sangiran 700 ribu tahun silam. Selama zaman itu, di Sangiran hidup tiga jenis gajah, yakni Stegodon, Mastodon, dan Elephas.
Sangiran merupakan situs arkeologi yang sejak 1996 tercatat sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO (badan PBB yang mengurusi pendidikan, sains, dan kebudayaan). Wilayah seluas 56 kilometer itu terletak di lembah Bengawan Solo dan secara administratif masuk Kabupaten Sragen dan Karanganyar, sekitar 15 kilometer sebelah utara Solo.
Adalah Gustav Heinrich Ralph von Koenigswald, seorang paleontolog sekaligus geolog, yang memulai penelitian di Sangiran pada 1934. Di kawasan itu pula ditemukan fosil nenek moyang manusia pertama, Phitecanthropus erectus, yang lantas membuat nama Sangiran mendunia.
Pada zaman 700 ribu tahun lalu, Sangiran masih berupa kawasan hutan terbuka sebelum perubahan iklim mengubahnya menjadi sabana yang luas. Kini kontur alam di Sangiran berupa tebing-tebing dan tanah yang tandus.
Tawaran harga fosil gajah purba yang"jauh lebih mahal di pasar gelap tak menggiurkan hati Sinyur. Ratusan temuan purbakala dengan telaten dia
BERITA TERKAIT
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor