Siswa Diuji Psikologis

Sebelum dan Sesudah Unas

Siswa Diuji Psikologis
Siswa Diuji Psikologis
JAKARTA – Faktor psikologis merupakan salah satu alasan yang dipakai sejumlah pihak untuk menggugat pelaksanaan ujian nasional (Unas). Mereka menilai, ujian yang dilakukan setiap tahun tersebut membuat siswa tertekan dan stres. Kerena itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akan memeriksa psikis siswa sebelum dan sesudah ujian.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh menjelaskan, uji petik tidak hanya dilakukan untuk memeriksa pelaksanaan Unas saja. Tapi juga psikologis anak sebelum dan sesudah ujian. ”Bagaimana caranya" Nanti kita sebarkan angket ke anak. Tapi tidak boleh mengganggu ujian,” ungkapnya di Jakarta kemarin.

Menurut Nuh, dari hasil uji petik tersebut karakteristik psikologis anak dapat diketahui. Selain itu, pemerintah dapat menjawab pertanyaan apa yang dipersoalkan di Mahkamah Agung (MA) soal fakor psikologis. ”Mereka kan pakai data. Untuk menjawabnya harus pakai data juga. Kita kan tahu kondisi mereka. Kalau sebelum ujian sudah stres berarti mereka memang stres duluan. Tidak ada hubungannya dengan ujian,” papar mantan Rektor Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya tersebut.

Nuh menegaskan, apa yang dilakukan pemerintah bukan tanpa dasar perundang-undangan. Tidak mungkin pendidikan tanpa evaluasi. Evaluasi itu memotret kompetensi anak secara komprehensif. Ada yang sifatnya kognitif, afektif, dan psikomotorik. ”Unas hanya bagian bukan evaluasi keseluruhan aspek ketiganya. Unas hanya sebagiannya, yaitu kognitif,” tutur mantan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) tersebut.

JAKARTA – Faktor psikologis merupakan salah satu alasan yang dipakai sejumlah pihak untuk menggugat pelaksanaan ujian nasional (Unas). Mereka

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News