Siswa SD dan SMP di Barru Diajari Cara Beretika di Media Sosial

Siswa SD dan SMP di Barru Diajari Cara Beretika di Media Sosial
Sebanyak 10.298 siswa di 239 SD dan SMP di Kabupatan Barru, Provinsi Sulawesi Selatan, diajari cara beretika di media sosial. Foto: GNLD Siberkreasi

jpnn.com, BARRU - Sebanyak 10.298 siswa di 239 SD dan SMP di Kabupatan Barru, Provinsi Sulawesi Selatan, diajari cara beretika di media sosial.

Edukasi itu dilakukan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi pada Kamis (11/5).

Dosen Untag Surabaya Bambang Kusbandrijo menyatakan ruang digital dapat dimanfaatkan sebagai sarana belajar yang luar biasa. Di mana ilmu pengetahuan dan teknologi dapat diakses dengan mudah melalui berbagai platform seperti Instagram atau Twitter, yang memungkinkan untuk berkomunikasi, berinteraksi, dan berbagi informasi dengan orang lain.

Namun, dia mengingatkan siswa tidak terjebak dalam ruang digital hingga menjadi kesepian dan depresi.

“Kita perlu sadar bahwa setiap kata yang kita ucapkan dan pikirkan akan berdampak pada citra bangsa kita. Oleh karena itu, saat kita berbagi informasi, penting untuk memastikan kebenarannya dan kebermanfaatannya. Kita perlu mengembangkan sikap kebajikan dan bertanggung jawab dalam menyebarkan informasi,” ucap Bambang.

Sutradara dan Dosen Komunikasi dan Film Politeknik Bina Madani Cikarang Yudha Wibisono mengatakan media digital dapat digunakan untuk belajar melalui berbagai aplikasi seperti Youtube, Spotify, Quipper, dan Rumah Belajar. Aplikasi itu dapat membantu untuk memperluas wawasan.

Dia menyarankan para peserta webinar untuk kreatif dan melihat peluang-peluang di dalam ruang digital.

“Generasi digital, seperti adik-adik semua, lahir dan besar di tengah perkembangan teknologi yang pesat. Kita perlu membangun kesadaran diri untuk terus belajar dari berbagai sumber termasuk media digital dengan kemauan mencari rekomendasi dan referensi sebanyak-banyaknya. Kita harus bijak dan tepat dalam menggunakan teknologi dan memperluas wawasan kita,” sebut Yudha.

Siswa diajak tidak terjebak dalam ruang digital hingga menjadi kesepian dan depresi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News