Skandal Dibalik Gerakan Anti Tembakau Global

Skandal Dibalik Gerakan Anti Tembakau Global
Skandal Dibalik Gerakan Anti Tembakau Global
meyakinkan dengan balutan itikad baik demi kepentingan kesehatan publik. Maka tidaklah heran ketika dalam konvensi ini terdapat artikel khusus yang  memberikan landasan hukum bagi kepentingan bisnis  korporasi-korporasi farmasi sebagaimana tercantum dalam pasal 14 di bawah judul "Demand reduction 

measures concerning tobacco dependence and cessation", dan pasal 22 yang merupakan rujukan dari 14.2.

Proposal ini diajukan oleh Dr. Douglas Bettcher, Direktur Prakarsa Bebas Tembakau WHO. Menurutnya, NRT diakui efektif memacu individu-individu untuk menghentikan kebiasaan merokok. Dua bentuk NRT yang dimasukan dalam WHO Model List of Essential Medicines adalah Transdermal Patches dan Chewing gums. Dengan  demikian, dua model NRT itu secara resmi diakui oleh WHO sebagai obat-obat esensial yang dapat digunakan oleh negara-negara yang ikut meratifikasi  FCTC, dalam pengimplementasian ketentuan pasal 14 FCTC.

Kartel obat-obatan terlarang internasional jelas menghasilkan banyak uang. Namun, risikonya amat tinggi. Termasuk risiko tewas diberondong pelor. Di lain

pihak, perusahaan-perusahaan farmasi bahkan menghasilkan uang lebih tinggi lagi, dan risiko terburuk yang akan mereka hadapi paling-paling adalah gugatan ke

pengadilan. Berapa besar uang yang berputar dalam penjualan obat yang legal?  Menurut Drug Monitor Report dari IMS Health menyebutkan, penjualan obat-obatan

Judul tulisan di atas melukiskan betapa perang nikotin tidak lebih dari sebuah intrik-intrik korporasi farmasi internasional untuk  meraup keuntungan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News