Skenario Fatamorgana

Oleh Dahlan Iskan

Skenario Fatamorgana
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Dengan adanya skenario 'demo-duduki-dekret-darurat-tangkap' seperti itu mereka mudah terpancing. Mereka  berani menduduki Capitol sebagai bagian dari skenario.

Baca Juga:

Apalagi Presiden Trump sendiri sudah berpidato di depan mereka. Yang minta untuk membanjiri Capitol. Dengan kekuatan. Bukan dengan jiwa lemah.

Kepercayaan mereka bertambah manakala diembuskan tambahan info:  militer berada di belakang mereka. Untuk mengamankan dekret presiden.

Ribuan tentara yang hari itu  sudah memenuhi Washington DC mereka anggap sebagai bagian dari skenario. Mereka akan bergerak manakala dekret diumumkan Trump.

Para pendukung Trump melihat sendiri. Tentara sudah menguasai wilayah sekitar Gedung Putih dan Capitol. Mereka yakin tentara itulah yang akan bergerak. Menangkapi para lawan Trump –yang mereka tuduh  sebagai golongan kiri yang akan membawa Amerika menjadi negara komunis.

Dan mereka kecewa. Semua itu tidak terjadi.

Trump memang terus mengikuti pergerakan pendukungnya memasuki Capitol. Yakni dari siaran streaming TV besar di Gedung Putih. Namun ia tidak mengeluarkan dekret yang mereka tunggu.

Maka setelah lima jam berada di Capitol –termasuk berhasil menjarah ruang kerja Pelosi dan mengambil laptopnyi– mereka berhasil dihalau.

Waktu itu saya masih kelas III madrasah aliah. Teman-teman saya bersemangat sekali untuk mendirikan Negara Islam. Mereka mengatakan sudah 9 batalion tentara yang memihak gerakan itu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News