Slank Bakal Hebohkan Crossborder Indonesia-Timor Leste

Slank Bakal Hebohkan Crossborder Indonesia-Timor Leste
Slank di markasnya, Senin (19/6). Foto: Djainab Natalia/JPNN

Sebelumnya, Atambua juga mendatangkan Cokelat dan Jamrud pada 28 Agustus yang lalu. Pertunjukan yang dihadiri ribuan penonton itu tidak hanya wisatawan lokal, tapi juga masyarakat Timor Leste yang menyeberang melalui pintu perbatasan.

Saat itu, Jackline Rossy, vokalis Cokelat mengaku tidak menyangka dengan respons yang besar dari masyarakat. Termasuk kehadiran wisatawan dari Timor Leste.

“Apalagi aku ada darah NTT. Dari dulu pengin banget bisa main di Atambua, dan akhirnya sekarang bisa terwujud,” ujar Jackline saat itu.

Jackline mengatakan, musik adalah bahasa universal yang dapat dengan mudah diterima banyak orang. Musik punya magnet yang luar biasa.

Contohnya di Festival Cross Border Atambua 2017. Seluruh lapisan masyarakat berkumpul dan menikmati sajian yang disuguhkan. Dia pun sepakat musik merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan dengan pariwisata.

Musik bisa menjadi satu instrumen yang dapat menarik wisatawan untuk datang ke satu daerah. 

Edwin Marshal, gitaris Cokelat mengatakan, negara-negara seperti Singapura sendiri telah menjadikan konser musik sebagai salah satu usaha dalam menarik wisatawan.

“Karena musik memang punya magnet seperti itu. Kami sangat senang saat ini pemerintah turun langsung membuat event ini, karena memang musik bukan hanya hiburan tapi sebagai media yang dapat menarik kehadiran wisatawan,” ujar Edwin.

Slank akan mengebohkan Atambua, Belu, Nusa Tenggara Timur, di Lapangan Umum Simpang Lima Atambua, Jumat 22 September 2017.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News