Slogan Kerja Kerja Kerja, Faktanya Impor Impor Impor

jpnn.com, JAKARTA - Ketua DPP Partai Gerindra M Nizar Zahro sudah tak percaya lagi dengan slogan ‘kerja kerja kerja’ yang disuarakan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Sebab, kini justru pemerintah malah mengambil kebijakan impor pangan.
"Saat ini komoditas yang akan diimpor adalah beras, garam dan daging kerbau. Sebelumnya pemerintah juga pernah mengimpor cangkul," kata Nizar, Rabu (24/1).
Legislator Gerindra itu menambahkan, Jokowi yang pada masa kampanye Pemilu Presiden (Pilpres) 2014 berjanji tidak akan mengimpor beras ternyata mengingkarinya. Tak tanggung-tanggung, pemerintah akan mengimpor 500 ribu ton beras senilai Rp 3,6 triliun.
"Beras impor akan didatangkan dari Thailand, Vietnam dan Pakistan," jelasnya.
Menurut Nizar, keputusan impor yang hampir bersamaan dengan datangnya musim panen raya tentu akan menyengsarakan petani. "Penolakan impor beras sudah disuarakan berbagai pihak, namun pemerintah tidak menggubrisnya dan akan tetap mengimpor beras," paparnya.
Ketua Umum Satria Gerindra itu juga menyoroti rencana pemerintah mengimpor garam sebanyak 3,7 juta ton. Impor sebanyak itu selain menyengsarakan petambak garam juga mengundang keprihatinan.
"Sebagai negara dengan garis pantai terpanjang kedua dunia ternyata tidak sanggup memenuhi kebutuhan garam," ungkapnya.
Selain beras dan garam, pemerintah juga sudah memutuskan mengimpor 100 ribu ton daging kerbau dari India. Peternak sapi dan kerbau di dalam negeri menentang rencana itu karena bisa merugikan mereka.
Ketua DPP Partai Gerindra M Nizar Zahro sudah tak percaya lagi dengan slogan ‘kerja kerja kerja’ yang disuarakan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
- Soal Menteri Salah Bicara, Prabowo: Natalius Pigai, Maklumlah
- Kucing Timah
- Prabowo kepada Wartawan: Bagian Saya Marah-marahi Menteri, Nah Kalian Keluar
- Prabowo: Saya Dibilang Presiden Boneka, Dikendalikan Pak Jokowi, Itu Tidak Benar
- Prabowo Sindir Pihak yang Permasalahkan Ijazah Jokowi di Sidang Kabinet
- Hasan Nasbi Hadiri Sidang Kabinet Meski Sudah Mengundurkan Diri, Kok Bisa?