SNI untuk Produk Vape Penting Demi Kemanan Konsumen
"Sebagai perwakilan konsumen kami mendukung langkah strategis pemerintah untuk mengeluarkan standardisasi tahun depan. Tapi sebagai produsen saya khawatir harga jualnya lebih mahal. Kami berharap penyusunan standardisasi ini bisa melibatkan produsen dan konsumen vape Indonesia," ujarnya.
Johan menyebut, kekhawatiran harga Vape lebih mahal atau tidak, itu pada dasarnya sama saja seperti awal bercukai.
Dengan selisih harga 2800 per 60 Mili. Semua berpikir harga akan naik karena ada pertambahan cukai. Tapi faktanya normal - normal saja untuk harga retail.
"Harapannya dengan adanya SNI ini nanti tidak mengalami kenaikan harga. Jadi ibaratnya mengatur marjin saja dari produsen," paparnya.
Namun, sempat muncul kekhawatiran dari beberapa produsen liquid vape di Indonesia mengenai hal tersebut.
Beberapa produsen khawatir jika nantinya standarisasi (SNI) diterapkan malahan akan memberatkan bagi sebagian produsen, dan konsumen.
"SNI sudah pasti akan menambah beban biaya dan akan membebani harga jualnya. Di tingkat konsumen juga pasti lebih mahal," tandasnya.
Johan mengungkapkan, AVI menjadi salah satu anggota komtek untuk perumusan SNI.
Dalam hal ini ada beberapa catatan yang diusulkan KONVO terkait standardisasi produk vape.
- Liquid Ganja Modus Baru Peredaran Narkoba, Sahroni Minta Polri Gandeng APVI
- Viral Remaja di Klaten Sakit Karena Rokok dan Vape, Dokter Bilang Begini
- Gawat! Jumlah Kasus Rawat Inap Anak Terkait Vape Meroket 733%
- Bea Cukai Purwokerto Dorong Pengembangan Industri Hasil Tembakau di Purbalingga
- GAPPRI Minta Pengaturan Rokok Konvensional Dipisahkan dari RPP Kesehatan
- Pemerintah RI Diharapkan Bisa Memaksimalkan Produk Tembakau Alternatif