Soal Ekspor Teh Hijau, Indonesia Punya Peluang Besar Menyingkirkan Tiongkok

Soal Ekspor Teh Hijau, Indonesia Punya Peluang Besar Menyingkirkan Tiongkok
Foto: Kementan

Berkurangnya pasokan teh ke Maroko diungkapkan Ketua Asosiasi Pengusaha Kopi dan Teh Maroko (Pen Agri), Mohammed Astaib. Menurutnya, pandemi Covid 19 membuat pasokan teh dari Tiongkok terhambat.

Stok teh yang tersedia diperkirakan hanya cukup untuk enam bulan ke depan.

Berdasarkan data yang KBRI di Rabat, jika dibandingkan data impor year on year kuartal 1 (Januari-Maret) 2019 dengan kuartal 1 (Januari-Maret) 2020, dari segi volume impor teh Maroko mengalami penurunan yang cukup signifikan di mana volume impor kuartal 1 2020 sebesar 13 ribu ton atau mengalami penurunan 45% jika dibandingan dengan volume impor kuartal 1, 2019 yaitu sebesar 24 ribu ton.

Kebutuhan teh Maroko setiap tahunnya menurut Kuasa Usaha Ad-Interm KBRI Rabat, Hanung Nugraha mencapai sekitar 60 ribu ton. Dipenuhi melalui impor dari China sekitar 97% dan Sri Langka 1,6%. Sedangkan konsumsi teh Maroko 98%-nya dari jenis teh hijau ( Gun Powder, Saw Mee dan Chunmee ) dalam bentuk bulk.

Maroko memang dikenal memiliki budaya konsumsi teh yang cukup tinggi.

Rata-rata konsumsi tehnya mencapai 1,2 kg/kapita/tahun, hampir 4 kali lipat konsumsi rata-rata Indonesia. Dengan konsumsi per kapita yang cukup tinggi tersebut menjadikan Maroko sebagai negara pengkonsumsi teh nomor enam dunia. (*/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?

Maroko telah menyatakan keinginannya manjajaki pasokan teh hijau dari Indonesia.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News