Soal Jatah Menteri, RPI: Jangan Merasa Paling Berkeringat

Soal Jatah Menteri, RPI: Jangan Merasa Paling Berkeringat
Direktur Riset Respublica Political Institute (RPI) Sa'duddin Sabilurrasad. Foto: Dokpri

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Riset Respublica Political Institute (RPI) Sa'duddin Sabilurrasad merespons pendapat mantan Ketua Umum TKN Erick Thohir agar kabinet terpilih diisi oleh orang-orang yang berkeringat.

Menurut Sabilurrasad, semua anak bangsa memiliki hak dan kesempatan yang sama untuk membangun negeri, baik yang di TKN maupun tidak. Oleh karena itu, dia meminta presiden agar beberapa menteri di Kabinet Kerja jilid pertama yang turut serta menyukseskan program kerja pemerintahan dan berprestasi patut dipertahankan.

"Jangan ada kelompok yang merasa paling berkeringat dalam proses pemenangan pasangan Jokowi-Amien sehingga merasa lebih berhak mendapat posisi penting di kursi Kabinet Kerja mendatang," kata Sabilurrasad dalam keterangan persnya, Jumat (18/10).

Menurutnya, sebagai kelompok yang terlibat dalam pemenangan berhak meminta reward. “Tetapi ini kan bicara soal bangsa. Indonesia adalah negara besar, tidak mungkin dikelola oleh satu kelompok saja. Biarkan presiden menggunakan hak prerogatif untuk memutuskan siapa yang terbaik menjadi pembantunya lima tahun ke depan," ungkapnya.

Selain itu, dia menegaskan indikator siapa yang layak menjadi pembantu pemerintahan Jokowi bukan hanya siapa berjuang apa. “Lebih dari itu, integritas dan kompetensi juga perlu menjadi pertimbangan serius,” pungkasnya.(fri/jpnn)

Jangan ada kelompok yang merasa paling berkeringat dalam proses pemenangan pasangan Jokowi-Amien sehingga merasa lebih berhak mendapat posisi penting di kursi Kabinet Kerja mendatang.


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News