Soal Kampung Pelangi, Malaysia Diminta Belajar dari Indonesia
Sedangkan dalam berita kedua pada 31 Mei, media yang membukukan 1,5 juta page view dalam sehari itu memajang judul Indonesian ‘Rainbow Village’ is Internet Sensation.
Menurut Lovrenciear, dua artikel yang dipublikasikan FMT itu harus membuat warga Malaysia berpikir kembali karena menyia-nyiakan bantuan dan dukungan pemerintah.
“Jika sebuah desa kumuh bisa diubah dengan imajinasi dan kemauan untuk berubah menjadi lebih baik, mengapa kita tidak bisa mengubah kampung kita dan penghuni liar kota menjadi atraksi global yang tidak hanya menjadi sebuah karya imajinasi dan keinginan untuk lebih baik, tetapi juga memberdayakan masyarakat dengan sarana inovatif untuk pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan finansial?” imbuhnya.
Dia juga menyoroti keputusan Pemerintah Kota Semarang memberi bantuan Rp 300 juta untuk mengubah tampilan desa.
Menurut dia, pemerintah bisa saja menggusur penghuni dan meratakan bangunan dengan buldoser.
Namun, Pemkot Semarang memilih jalan lain dengan cara mengecat rumah-rumah penduduk sehingga menjadi sedap dipandang.
“Tentu saja, ini membutuhkan perubahan besar dalam pola pikir orang Malaysia. Bagaimanapun, pemerintah telah membantu warga Malaysia untuk mendanai berbagai proyek, mulai homestay hingga atraksi ekowisata,” ujarnya. (jos/jpnn)
Tren mengubah desa menjadi berwarna-warni alias Kampung Pelangi yang tengah menjamur di Indonesia ternyata membuat warga Malaysia iri.
Redaktur & Reporter : Ragil
- Kabar Baik dari Swiss Open 2024, Indonesia Berpeluang Sabet 3 Gelar
- Indonesia Mengecam Serangan Teroris di Gedung Konser Rusia
- Waspadai Cuaca Ekstrem, Indonesia Sejauh Ini Sudah Mengalami 106 Kali Banjir
- Heru Budi Sebut Status Jakarta Masih Ibu Kota Indonesia
- RichWorks Siap Memandu Ratusan Wirausaha Naik Kelas
- Kapal Berbendera Malaysia Masuk Selat Malaka