Soal Tragedi Stadion Kanjuruhan, Ketum LDII Ajak Insan Sepak Bola Evaluasi Diri

Soal Tragedi Stadion Kanjuruhan, Ketum LDII Ajak Insan Sepak Bola Evaluasi Diri
Ketum LDII Chriswanto Santoso. Foto: dok. LDII

"Tim yang kalah mengevaluasi diri mengapa bisa kalah, yang menang enggak perlu euphoria sehingga membuat kerusakan,” imbuhnya.

Menurutnya penonton yang ada di stadion adalah pendukung atau suporter yang bila dikelola bisa menjadi pemersatu, bukan menjadi permusuhan yang berkelanjutan.

"Mari evaluasi diri, aparat juga evaluasi mengenai kelalaian apa yang terjadi, tentu ada konsekuensi. Ini jadi protap yang akan dilaksanakan oleh seluruh pelaku sepak bola," tuturnya.

Senada dengan KH Chriswanto Santoso, Pengurus Persatuan Sepak Bola Bogor (PSB) Heriana Kurniawan turut berbelasungkawa terhadap insiden tersebut.

Dia mengatakan pemicu kejadian itu ada beberapa hal, seperti ketidakpuasan penonton terhadap kekalahan Arema FC dan terpancingnya aparat oleh aksi suporter yang masuk ke tengah lapangan.

“Saya melihat ketidaksiapannya panitia pelaksana (panpel) untuk mengantisipasi membludaknya penonton,” ujarnya.

Heriana yang juga pengurus Departemen Pemuda, Kepanduan, Olahraga dan Seni Budaya (PKOSB) DPP LDII, berpendapat federasi perlu berbenah agar kejadian serupa tidak terjadi lagi.

"Penonton juga harus sportif, ketika timnya kalah, ya, harus bisa legowo menerima, selama ini masih banyak suporter yang tidak terima timnya kalah,” ungkapnya. (zil/jpnn)

Ketum DPP LDII mengajak insan sepak bola untuk evaluasi diri terkait tragedi Stadion Kanjuruhan yang memakan korban.


Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News