Sobat Putin Janjikan Perang Nuklir Jika Rusia Kalah di Ukraina

Sobat Putin Janjikan Perang Nuklir Jika Rusia Kalah di Ukraina
Ledakan nuklir. Ilustrasi/foto: YouTube

jpnn.com, MOSKOW - Dmitry Medvedev, mantan presiden Rusia sekaligus orang dekat Vladimir Putin, memperingatkan Organisasi Perjanjian Atlantik Utara (NATO) bahwa kekalahan Rusia di Ukraina akan memicu perang nuklir.

"Kekalahan kekuatan nuklir dalam perang konvensional dapat memicu perang nuklir," kata Medvedev, yang menjabat sebagai wakil ketua dewan keamanan kuat Putin, dalam sebuah posting di Telegram, Kamis (19/1).

Medvedev mengatakan NATO dan para pemimpin pertahanan lainnya, yang akan bertemu di Pangkalan Udara Ramstein di Jerman pada Jumat untuk membicarakan strategi dan dukungan bagi upaya Barat untuk mengalahkan Rusia di Ukraina, harus memikirkan risiko kebijakan mereka.

Rusia dan Amerika Serikat, sejauh ini merupakan kekuatan nuklir terbesar yang menguasai sekitar 90% hulu ledak nuklir dunia. Putin adalah pembuat keputusan akhir dalam penggunaan senjata nuklir.

Meski NATO memiliki keunggulan dari sisi militer konvensional, dalam hal senjata nuklir, Rusia memiliki keunggulan dari negara-negara Eropa.

Invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari telah memicu salah satu konflik paling mematikan di Eropa sejak Perang Dunia Kedua dan konfrontasi terbesar antara Moskow dan Barat sejak Krisis Rudal Kuba 1962.

Amerika Serikat dan sekutunya mengutuk invasi Rusia ke Ukraina sebagai perampasan tanah kekaisaran, sementara Ukraina telah bersumpah untuk berperang sampai tentara Rusia terakhir dikeluarkan dari wilayahnya.

Sejak pesan Malam Tahun Baru yang suram yang menggambarkan Barat sebagai musuh sejati Rusia dalam perang di Ukraina, Putin telah mengirimkan beberapa sinyal bahwa Rusia tidak akan mundur. Dia telah mengirim rudal hipersonik ke Atlantik dan menunjuk jenderal utamanya untuk menjalankan perang. (ant/dil/jpnn)

Rusia dan Amerika Serikat, sejauh ini merupakan kekuatan nuklir terbesar yang menguasai sekitar 90% hulu ledak nuklir dunia

Sumber reuters

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News