Soekarno, Aljazair dan Ridwan Kamil

Soekarno, Aljazair dan Ridwan Kamil
Monumen Soekarno di Aljir, Aljazair. Foto: Dok Humas Pemprov Jabar

jpnn.com, BANDUNG - Ridwan Kamil menceritakan pengalaman merancang pembangunan Monumen Soekarno di Aljir, Aljazair, untuk menghormati Presiden pertama RI.

Gubernur Jawa Barat (Jabar) yang kerap disapa Kang Emil mengatakan, awalnya ia berdiskusi dengan Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk Aljazair Safira Machrusah soal inisiasi penghormatan kepada Soekarno di Aljazair.

Hal tersebut karena Aljazair sangat menghormati dan menghargai jasa Soekarno di negaranya.

Setelah berdiskusi, Kang Emil berkunjung ke Aljazair untuk menemui Gubernur Aljir. Dalam kunjungan tersebut, ia mendapat persetujuan Gubernur Aljir untuk membangun Monumen Soekarno.

“Aljazair punya kemiripan rasa hormat ke Bung Karno, bahkan lebih (dari negara lain). Sehingga dalam diskusi awal-awal disampaikan bagaimana kalau kita membuat inisiatif yang sama di Aljazair, tapi jangan hanya nama jalan seperti di Mesir, melainkan sebuah monumen,” kata Kang Emil dalam Dialog Sejarah Historia.Id bertajuk Bung Karno Berdiri di Aljazair, di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Rabu (17/6).

“Saya bilang, kalau Pak Gubernur (Aljir) mengizinkan, bolehkah bapak proklamasi kami yang menginspirasi Asia Afrika, bapak sediakan sebuah tempat, nanti semuanya saya urus, dan langsung disetujui,” kenangnya.

Gubernur Aljir menyediakan lahan yang berada di pusat kota untuk dibangun Monumen Soekarno. Monumen didesain setengah lingkaran berbentuk bulan sabit dengan lima lingkaran. Kemudian, di tengahnya, berdiri patung Soekarno yang menghadap kedua sisi.

“Ada bulan sabit sebagai lambang Aljazair, ada lima lingkaran sebagai simbol Pancasila, simbol falsafahnya orang Indonesia. Dan di tengahnya itulah sosok Bung Karno kita bangun,” ucap Emil.

Bagi Aljazair, peristiwa Konferensi Asia Afrika dan Soekarno berkontribusi besar terhadap revolusi Aljazair di tingkat internasional.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News