Soesilo Toer si Doktor Pemulung Sampah, Disindir Istri (3)

Soesilo Toer si Doktor Pemulung Sampah, Disindir Istri (3)
Soesilo Toer (kanan) memperlihatkan hasil karyanya selama ini kepada wartawan Jawa Pos Radar Kudus Noor Syafaatul Udhma di Perpustakaan Pataba Blora. Foto: NOOR SYAFAATUL UDHMA/RADAR KUDUS

Belasan lainnya antre untuk dicetak. Dia menulis sejak usia belasan tahun. Sampai sekarang pun masih menulis.

Baca Juga:

Soes menulis di sela kesibukannya memulung sampah. Setiap malam di berkeliling kota Blora untuk mengais barang-barang bekas seperti kertas, botol, kardus, dan gelas. Siang sering memilah-milah sampah itu untuk dijual.

Lantas menulisnya? ”Pokoknya tergantung mood. Kalau sedang baik, ya menulis. Kalau tidak, ya tiduran. Atau baca buku,” jelasnya.

Suriyatem, istrinya, yang duduk tak jauh dari Soes menimpali. ”Tapi banyak tidurnya,” katanya. Soes tersenyum mendengar sindiran istrinya yang dari Sleman itu.

Kehidupan Soes tidak jauh berbeda dengan orang kebanyakan. Bangun pagi, minum air putih, dan makan. Setelah itu, baca buku. Kadang-kadang membersihkan perpusatakaan. Kemudian memilah barang-barang yang diperolehnya dari memulung.

Setelah itu, mulai membersihkan diri dan membaca lagi. ”Pokoknya kalau malam operasi. Setelah itu, kegiatannya bebas. Tidak tentu,” ungkapnya.

Soes menulis apa saja. Tidak melulu soal ekonomi, ilmu yang dikuasainya. Tentang sejarah, biografi, kehidupan, budaya, ekonomi, rumah tangga, hingga kecantikan.

Sejak usia belasan, dia sudah menulis buku. Ditulis sedikit demi sedikit. Sesuai dengan kemampuan dan pengalaman yang diperoleh. Sepulang dari Rusia buku itu diterbitkan. Judulnya Dunia Samin. Saking larisnya, hingga saat ini buku itu masuk cetakan keempat.

Soesilo Toer, doktor pemulung sampah yang juga adik kandung sastrawan Pramoedya Ananta Toer, tetap rajin menulis hingga saat ini.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News