Solidaritas Merosot, Kriminalitas Melonjak

Solidaritas Merosot, Kriminalitas Melonjak
Solidaritas Merosot, Kriminalitas Melonjak
JAKARTA - Hari Pahlawan merupakan saat yang tepat untuk belajar tentang solidaritas. Pada peristiwa di Surabaya tahun 1945 itu, arek-arek Suroboyo turun ke jalan, menyabung nyawa, menunjukkan solidaritas untuk mempertahankan kemerdekaan RI.

 

Ketua Umum Badan Musyawarah Masyarakat Betawi (Bamus Betawi) , Mayjen (Purn) H. Nachrowi Ramli menilai, kondisi sebaliknya malah terjadi sekarang. Solidaritas kini menjadi barang yang amat mahal, apalagi di Jakarta. Orang semakin tidak peduli dengan lingkungan, bahkan enggan mengulurkan tangan jika ada orang kesulitan. Kriminalitas yang tinggi di Jakarta telah merampas modal sosial warga berupa solidaritas.

 

Meroketnya kriminalitas di Jakarta merupakan akibat tiadanya perencanaan kota Jakarta. Statistik Polda Metro Jaya menunjukkan sampai September 2011 terjadi 53 kali pembunuhan atau rata-rata enam kejadian per bulan. Sementara, pada periode yang sama, tindak penganiyaan berat meroket hingga lebih dari 1.400 kasus.

 

Nachrowi Ramli menjelaskan, Jakarta kini telah berubah menjadi kota megapolitan dengan penduduk 30 juta jiwa. Lantaran tanpa perencanaan, kepadatan penduduk memunculkan kemacetan yang mengakibatkan waktu masyarakat habis di jalan, dan tekanan ekonomi telah melemahkan solidaritas sosial.

 

JAKARTA - Hari Pahlawan merupakan saat yang tepat untuk belajar tentang solidaritas. Pada peristiwa di Surabaya tahun 1945 itu, arek-arek Suroboyo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News