Sontekan Masal Unas, Surabaya-Jakarta Bersaing
Koman Perlindungan Anak : Tuding Pernyataan Nuh Kriminalisasi Anak
Jumat, 17 Juni 2011 – 08:35 WIB
Winda menjelaskan, dirinya gregetan karena usahanya melapor tidak mendapakan perhatian. Padalah, Winda ingin mendapatkan pengakuan dari pemerintah jika laporan dari anaknya bahwa telah disuruh guru kelas untuk membagi-bagikan jawaban benar. "Ini perlu supaya anak tidak merasa bersalah setelah mengungkap kejujuran," ucap Winda.
Baca Juga:
Akhirnya, Winda melapor kasus sontekan masal ini ke Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA). Didampingi Ketua Komnas PA Arist Merdeka Sirait, keluarga Abrary kemarin (16/6) ngluruk kantor Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Di kantor Pemprov DKI Jakarta, Abrary dan keluarga ditemui oleh Asisten Kesejahteraan Masyarakat Sekdaprov DKI Jakarta Mara Oloan Siregar dan Waka Dinas Pendidikan (Dispendik) DKI Jakarta Agus Suradika. Dalam pertemuan tertutup tersebut, Winda memaparkan lengkap kronologi sontekan masal yang terjadi di sekolah anaknya itu. Hasilnya, Pemprov DKI Jakarta membentuk tim investigasi untuk membuktikan sontekan masal itu.
Pemaparan Winda hampir sama dengan penjelasananya saat melapor ke Komnas PA. Diantaranya adalah, oknum guru di SDN 06 Petang Pesanggrahan mengumpulkan siswa-siswa pandai dua hari menjelang pelaksanaan unas.
JAKARTA - Surabaya dan Jakarta besaing dalam kasus sontekan masal Ujian Nasional (Unas) SD Mei lalu. Jika Surabaya sudah dijatuhkan sanksi kepada
BERITA TERKAIT
- Jadi PTS Terbaik se-Indonesia, Atma Jaya Jakarta Raih Kategori Lulusan Mudah dapat Kerja
- Promosi Doktor Universitas Trisakti, Ira Sudjono Raih Predikat Cum Laude
- Cheeky Peeky Playhouse Tawarkan Kurikulum Reggio Emilia Bagi Anak Usia Dini
- Jadwal Seleksi Sekolah Kedinasan 2024, Besok Pengumuman, Cermati Seluruh Tahapannya
- UPN Veteran Jatim Komitmen Mendukung Digitalisasi di Desa
- Pendaftaran Sekolah Kedinasan 2024 Dimulai 15 Mei, Hanya di Link Ini