SOS Children’s Villages Indonesia, Wadah Memandirikan Anak-Anak Telantar
Diasuh dalam Satu Rumah seperti Anak-Anak Sendiri
Bahkan, sebelum menjadi ibu asuh, si pelamar harus melalui tahapan menjadi tante atau asisten ibu asuh di satu rumah. Dia perlu belajar bagaimana menjadi ibu asuh. Pelan-pelan sang tante diberi tanggung jawab untuk mengurus anak-anak.
Setelah dirasa cukup, sang tante segera ”diresmikan” sebagai ibu asuh. ”Paling cepat tiga bulan sudah bisa menjadi ibu asuh. Tapi, ada juga yang perlu satu tahun,” ungkapnya.
Selain sosok ibu asuh, di SOS Children’s Villages ada figur ayah yang diperankan pembina. Di setiap desa terdapat empat pembina yang bertugas melihat perkembangan anak-anak. Baik di bidang akademik maupun perilaku sehari-hari.
Pembina juga penampung curhat ibu asuh. Pasalnya, menjadi ibu asuh penuh konsekuensi. Antara lain mendapatkan perlakuan tidak seperti ibu kandung. Kadang nasihatnya tidak didengar atau bahkan anak-anak bisa memarahi ibu asuhnya. Tak jarang kenakalan anak-anak itu membuat semangat ibu asuh kendur.
”Nah, pembina yang rata-rata sarjana psikologi harus bisa memotivasi ibu asuh untuk tegar. Mereka juga harus bisa memberikan solusi komunikasi yang baik dengan anak-anak,” terangnya.
SOS mempunyai tim khusus yang bertugas mencari anak-anak yang memang membutuhkan bantuan. Tim tersebut bernama tim penerima anak (TPA). TPA akan blusukan ke kampung-kampung mencari keluarga yang tidak bisa lagi mengasuh anaknya.
Mereka juga menerima laporan dari kepala desa jika ada anak yang telantar. Hanya, ada kriteria bagi anak yang bisa masuk SOS. Berusia mulai bayi hingga 12 tahun, berasal dari keluarga tidak mampu atau kedua orang tuanya sudah tidak ada (yatim piatu), serta memiliki asal usul yang jelas. ”Kami tidak menerima anak jalanan. Alasannya, anak jalanan susah diatur,” jelas Nanda.
Di SOS Children’s Villages, selain mendapat kasih sayang keluarga, anak-anak akan disekolahkan. Tidak ada batasan dalam pendidikan. Bahkan sampai mereka masuk universitas.
Masih banyaknya anak kurang mampu yang harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga menginspirasi SOS Children’s Villages Indonesia untuk
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor