SOS Children’s Villages Indonesia, Wadah Memandirikan Anak-Anak Telantar

Diasuh dalam Satu Rumah seperti Anak-Anak Sendiri

SOS Children’s Villages Indonesia, Wadah Memandirikan Anak-Anak Telantar
Anak-anak SOS Children’s Villages yang tinggal di Cibubur, Jakarta Timur, bebas bermain dan belajar seperti di rumah sendiri. Foto: SOS CHILDREN’S VILLAGES FOR JAWA POS

Nanda mengatakan, sebelum anak-anak masuk jenjang sekolah yang lebih tinggi, tim SOS akan memastikan kondisi ekonomi keluarganya. Jika keluarga asal anak itu masih belum mampu, SOS yang akan menyekolahkannya sampai tingkat tertinggi.   

Sementara itu, anak laki-laki yang sudah dewasa tidak diperbolehkan menempati rumah singgah. SOS akan menempatkan mereka di asrama yang letaknya di luar desa buatan. Di asrama itu mereka akan belajar dengan bapak asuh. Mereka akan diajari tentang kemandirian. ”Bekal kemandirian jika mereka keluar dari desa nantinya,” ucap dia.

Bukan hanya itu, setiap desa buatan juga dilengkapi berbagai fasilitas, misalnya lapangan olahraga, studio musik, dan tempat bermain. Seminggu sekali SOS juga melakukan kegiatan outing atau rekreasi. Sebagaimana yang dilakukan di NTT. Setiap Minggu, seusai ibadah di gereja, pembina akan mengajak anak-anak memancing bersama.

Saat ini ada sekitar 1.000 alumnus SOS di seluruh Indonesia. Banyak di antara mereka yang sudah berhasil. Ada yang kini bekerja sebagai perawat, pegawai negeri sipil, polisi, dan tentara.

Ada momen menarik setiap Lebaran atau Natal. Para alumnus yang kebanyakan sudah bekerja di luar kota akan pulang ke desa masing-masing. Momentum itu tidak pernah mereka lewatkan untuk bersilaturahmi dengan ibu-ibu asuh mereka. ”Jadi, ikatan mereka dengan ibu asuhnya sangat dekat,” ujar Nanda. (*/c9/ari)


Masih banyaknya anak kurang mampu yang harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga menginspirasi SOS Children’s Villages Indonesia untuk


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News