Sosialisasikan KUR Pertanian di Batang, Kementan Dorong Industrialisasi dengan Sasaran Ekspor

Sosialisasikan KUR Pertanian di Batang, Kementan Dorong Industrialisasi dengan Sasaran Ekspor
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. Foto: Kementan.

Adapun latar belakang perumusan KUR Pertanian ini dilandasi kebutuhan petani pada KUR untuk melanjutkan usaha taninya.

Sarwo Edhy mengakui masalah pembiayaan masih menjadi kendala karena petani sedikit mengalami kesulitan ketika akan meminjam ke bank.

"Biasanya yang menjadi kendala dalam pembiayaan tersebut keharusan adanya agunan atau jaminan dan angsurannya yang cukup besar. Karena usaha tani ini berbeda dengan usaha-usaha lainnya, pastinya petani akan kesulitan mendapatkan permodalan,” jelas Sarwo Edhy.

Untuk informasi, penyaluran KUR per 12 Februari 2021 sudah mencapai Rp 5,4 triliun.

Serapan KUR tertinggi terjadi untuk sektor perkebunan yang mencapai Rp 1,9 triliun atau 35,53 persen dengan 38.762 debitur.

Selain perkebunan, serapan KUR tersalurkan untuk tanaman pangan Rp 1,3 triliun, hortikultura Rp 739 miliar, peternakan Rp 1 triliun, jasa pertanian Rp 68 miliar, dan kombinasi pertanian Rp 325 miliar.

Direktur Pembiayaan Ditjen PSP Kementan Indah Megahwati menyampaikan, alokasi KUR di 2021 ini naik dari tahun sebelumnya.

Pada 2020 alokasi KUR untuk sektor pertanian Rp 50 triliun, sekarang menjadi Rp 70 triliun.

Sehingga lebih banyak sektor petani yang akan dibiayai.

Menurut Syahrul Yasin Limpo, Saat ini Kementan terus berinovasi untuk menghasilkan produk yang sesuai standar negara tujuan ekspor, sehingga target gerakan tiga kali ekspor (gratieks) bisa terealisasi dengan segera.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News