Sri Pantau Kasus Anas, Bero Ngefans Jokowi
Sabtu, 09 Maret 2013 – 06:55 WIB

Guyub Rukun: Wartawan Jawa Pos Ridlwan Habib (paling kiri) bersama masyarakat Jawa di kampung Taman CL, Lahad Datu, Sabah. Urut dari kiri Suraji, Alia anak Suraji, Sri Endang, Adib, Setia Utama, Thohir, Edi, dan Bero. foto Jawa Pos photo.
Satu per satu warga di permukiman itu keluar dari rumah dan mengerubungi saya. Mereka lalu menjabat tangan saya, seolah bertemu dengan saudara sendiri dari Jawa.
"Kapan tekane, Mas (kapan datang, Mas)?" ujar Setio Utomo, 47, suami Sri yang dipercaya sebagai "sesepuh" kompleks itu.
Kampung Taman CL cukup jauh dari pusat Kota Lahad Datu. Sekitar 8 kilometer sebelah selatan rumah sakit kota tersebut. Kampung itu juga tidak berada di pinggir jalan utama, melainkan masih harus masuk sekitar 1 kilometer dengan kondisi jalan yang rusak.
Rumah-rumah penduduk di kompleks itu khas Sabah, bertangga dan berimpitan. Namun, nuansa kampung Jawa cukup tampak dari penampilannya. Misalnya, di depan sebuah rumah warga ada rombong bakso bertulisan "Bakso Sedap Nian".
PERANTAU dari Jawa di Lahad Datu, Sabah, Malaysia, tetap mempertahankan budaya dan tradisi. Prinsip mangan ora mangan ngumpul masih dipegang teguh.
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu